Pengolahan Limbah di Peternakan Sapi Pondok Ranggon akan Ditata
Pemerintah Kota Jakarta Timur akan menata ulang pengolahan limbah peternakan sapi di kawasan Pondok Ranggon, Cipayung. Sehingga limbah kotoran dari ternak tersebut tidak mencemari lingkungan dan mengganggu masyarakat sekitar.
Kita akan koordinasi dengan Dinas SDA dan Dinas Lingkungan Hidup DKI untuk pembuatan Ipal. Lahan sudah kita siapkan 3.000 meter persegi, tahun depan kita bangun
"Saya minta unit terkait agar menata ulang IPALnya. Walau ini kandang sapi namun harus ditata agar bersih, sehat, aman dan nyaman bagi warga," ujar Syofian Taher, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Jakarta Timur, Selasa (16/10).
Menurutnya, ada 35 peternak sapi dengan jumlah hewan sekitar 1.200 ekor. Hal tersebut telah diatur dalam SK Gub DKI No 300 tahun 1986. Secara keseluruhan lahan milik dari perusahaan BUMN, PT RNI yaitu 35 hektare. Dan yang digunakan untuk peternakan yakni 11 hektare dengan sertifikat hak guna bangunan (HGB), yang dapat ditingkatkan statusnya menjadi sertifikat hak milik.
Taman Ternak Pondok Ranggon Jadi Wisata Edukasi"Warga harus eksis dalam mengelola kawasan ini sebagai peternakan sapi perah. Ini satu-satunya di DKI Jakarta yang dapat dijadikan wisata edukasi bagi pelajar," ucapnya.
Sementara, Staf Dinas KPKP DKI, Harun Al Rasyid menambahkan saat ini pengolahan IPAL menggunakan lahan seluas 500 meter persegi yang berada di dekat gerbang utama. Namun pihaknya akan membuat IPAL baru seluas 3.000 meter persegi di lahan yang berada di sisi utara Jalan Raya Pondok Ranggon.
"Kita akan koordinasi dengan Dinas SDA dan Dinas Lingkungan Hidup DKI untuk pembuatan IPAL
. Lahan sudah kita siapkan 3.000 meter persegi, tahun depan kita bangun," tuturnya.Sementara, Ketua Kelompok Ternak Sapi, Faruk Hadomi mengungkapkan, selama ini para peternak sapi sudah sangat eksis. Baik dalam usaha peternakan maupun pengolahan sapi. Bahkan setiap hari banyak siswa berkunjung ke kawasan tersebut untuk belajar cara memerah sapi dan beternak.
"Kita berharap kawasan peternakan sapi ini dijadikan cagar budaya. Karena ini satu-satunya di Jakarta," tandasnya.