
Cashless Makin Eksis
Oleh :
Fakhrizal Fakhri
Jumat, 13 Juni 2025 | 83
For a better view,
please rotate your phone
Fakhrizal Fakhri
Jumat, 13 Juni 2025 | 83
"Telah masuk dana sebesar tiga puluh lima ribu rupiah melalui aplikasi Gopay.." bunyi mirip suara mantan presiden ini terdengar dari voice box yang ada di sudut gerobak bakso Mas Bejo, sesaat setelah pembelinya melakukan pembayaran secara digital melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Penjual 'Bakso Mercon' asal Solo, Jawa Tengah yang mangkal di area luar RSUD Tarakan Jakarta ini mengaku sudah sejak dua tahun lalu menerapkan pembayaran nontunai (cashless). Meski demikian, dia juga masih menerima pembaya ran secara cash.
"Kalau nontunai lebih simpel, saya gak harus menyiapkan uang kembalian," tuturnya.
Seiring dengan perkembangan teknologi, sistem pembayaran nontunai secara digital saat ini memang sudah lazim digunakan masyarakat di Jakarta.
Naufal Majid (23), mahasiswa Universitas Al-Azhar yang juga karyawan salah satu perusahaan swasta di Jakarta lebih sering bertranskasi secara cashless untuk berbelanja karena lebih praktis dan efisien.
"Sekarang 90 persen transaksi saya sudah digital. Lebih cepat dan praktis," ucapnya.
Tak hanya Naufal. warga Jakarta lainnya, Laode Muhammad Akbar (24) juga merasakan hal serupa. Ia juga mulai terbiasa bertransaksi secara nontunai sejak awal pandemi.
"Kalau ada barcode, langsung scan. Nggak perlu repot cari uang pas atau tunggu kembalian," kata nya.
Laode menyebut, sekitar 80 persen transaksi hariannya sudah beralih ke QRIS. Sisa 20 persennya untuk mengantisipasi jika terpaksa saat sinyal hilang atau pedagang belum menyediakan opsi digital.
Tren transaksi nontunai secara digital juga diakui Asropih, pemilik counter Jeffano Cell di bilangan Meruya, Jakarta Barat. Dia tak hanya menjual pulsa, tapi berkembang menjadi 'bank mini' untuk memenuhi layanan transfer melalui mesin EDC.
Dengan layanan sederhana itu, Asropih mengaku bisa meraup omzet jutaan rupiah per bulan. Menurutnya, masyarakat kini mulai meninggalkan gaya hidup transaksi uang tunai.
"Sekarang semua serba QRIS atau transfer," ungkapnya.
Perkembangan transaksi cashless di Jakarta bisa dirasakan jika melintas di kawasan Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Dukuh Atas, Jakarta Selatan. Di lokasi ini hampir seluruh gerai jajanan tidak menerima pembayaran tunai.
"Awalnya, kami masih terima cash. Cuma karena pembeli di sini rata-rata cashless, jadi sekarang kami tak terima lagi," jelas salah satu pelayan kedai roti di Stasiun KA Sudirman.