SMKN 61 Jakarta menyediakan asrama bagi taruna-taruni yang berasal dari darat. Asrama ini memiliki dua bangunan yang masih dalam satu kawasan. Posisinya berada tepat di samping sekolah yang dimanfaatkan para taruna-taruni untuk tinggal.
“Banyak hal yang membuat aku kaget semasa di awal-awal sekolah, khususnya di asrama. Seperti air nya sedikit asin, cuci dan setrika pakaian sendiri hingga kehidupan yang super disiplin," aku Fivi (17), Taruni Madya Jurusan Nautika Kapal Niaga SMKN 61 Jakarta.
Seluruh kegiatan taruna-taruni yang tinggal di asrama sudah terjadwal 7x24 jam. Selama hidup di asrama, mereka memotivasi diri agar bisa merubah rasa ketidaknyamanan menjadi menyenangkan.
"Aku harus bisa, aku ingin jadi pelaut, aku ingin berpetualang mengarungi samudera," kata Fivi yang berdomisili di Jalan Tipar Cakung, Cakung Barat, Cakung, Jakarta Timur ketika menyemangati diri kala itu.
Selain asrama, SMKN 61 Jakarta juga menyediakan kapal gratis setiap Jumat sore dari Pulau Tidung dan Minggu siang dari Pelabuhan Muara Angke. Fasilitas kapal itu disediakan bagi para taruna-taruni yang ingin pulang ke rumah bertemu keluarga.
“Aku sebulan sekali pulang untuk sekadar melepas rindu bersama keluarga. Kalau lagi kangen banget dan belum bisa pulang, aku biasanya video call orang tua aku. Lumayan untuk ngobatin kangennya," tutur Syafira (16), Taruni Madya Jurusan Teknika Kapal Niaga yang tinggal di Perum Puri Gardenia, Bekasi, Babelan Kota.
Taruna-taruni SMKN 61 Jakarta memang diajarkan kedisiplinan yang lebih dari sekolah pada umumnya. Kedisiplinan di sekolah ini diterapkan mulai dari bangun hingga tidur lagi. Semua terjadwal dengan pasti. Kehidupan yang super teratur tersebut diharapkan dapat membentuk karakter taruna-taruni menjadi manusia yang tangguh, tidak menyepelekan hal-hal kecil, berkualitas dan beintegritas. Hal ini sesuai dengan sebuah pepatah lama yang mengatakan, "Pelaut ulung tidak lahir dari lautan yang tenang".