Kata “aesthetic” atau “estetik” semakin populer di media sosial. Kata ini kerap digunakan untuk menggambarkan tampilan visual yang menarik, sering kali berfokus pada keindahan dan koherensi dalam desain.
Aesthetic sendiri merupakan kata dalam bahasa inggris yang memiliki arti estetis atau estetika. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), estetika merupakan ilmu atau filsafat yang mempelajari segala sesuatu tentang seni dan keindahan serta bagaimana tanggapan manusia terhadapnya. Dalam arti lainnya KBBI juga mendefinisikan estetika sebagai kepekaan terhadap seni dan keindahan.
Di tengah pikiran itu, terlintas di benak saya pada sekelompok orang yang tergabung dalam Unit Penanganan Sampah (UPS) Badan Air Kecamatan Pasar Rebo. Sehari-hari mereka bertugas menjaga sungai, kali atau saluran lainnya agar terbebas dari sampah dan terjaga kebersihannya.
Karena setiap hari berkutat dengan sampah, sekelompok orang ini memiliki ide untuk merespon sampah-sampah tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat. Merubah sampah menjadi hal yang bermanfaat memang bukan suatu hal baru. Yang unik, mereka merespon sampah yang diangkut dari sungai, khususnya berbahan plastik menjadi pakaian adat. Saya menyebutnya Aesthetic dari Limbah Plastik.
Pakaian-pakaian tersebut terinspirasi dari pakaian adat berbagai daerah. Ada yang terinspirasi dari pakaian adat Betawi, adat Dayak, adat Batak juga adat Papua. Semua dibuat dari limbah. Hal ini diharapkan dapat menginspirasi banyak pihak, bahwa sampah bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai jual atau yang kerap disebut ekonomi sirkular.