Pemprov DKI Jakarta dan BNPB Bahas Mitigasi Bencana
Pemprov DKI Jakarta dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), membahas kerjasama penanggulangan dan antisipasi bencana. Pembahasan kerja sama ini dilakukan di Kantor BNPB, Jalan Pramuka Kav 38 Jakarta Timur, Selasa (27/12).
Ada tiga hal penting yang kita sikapi
Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengatakan, pihaknya dan BNPB membahas kerja sama penanggulangan bencana yang lebih optimal di wilayah Jakarta, termasuk kesiapsiagaan dalam mengantisipasi potensi bahaya jelang tahun baru.
"Tadi kami sudah diskusi, ada tiga hal penting yang kita sikapi," kata Heru.
BPBD: 10 RT di Jaktim Masih TergenangDikatakan Heru, pada poin pertama BNPB menyarankan untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) dan memetakan kembali kerawanan bencana banjir, pada Januari dan Februari 2023 nanti.
Hal kedua yang dibahas, jelas Heru, saran BNPB untuk membuat perencanaan konsep bangunan tahan gempa hingga 7 Skala Richter (SR) untuk bangunan milik pemda seperti sekolah, rumah sakit dan lain sebagainya.
"Karena belajar dari kota-kota lain, banyak bencana yang menimbulkan kerugian cukup besar. Sehingga dengan design gedung seperti itu pencegahan dapat direncanakan sedini mungkin," tuturnya.
Poin terakhir adalah mengenai bencana banjir, nantinya Pemrov DKI Jakarta bersama kepala BNPB akan meninjau tiga titik lokasi yang rawan banjir pada awal tahun 2023. Kemudian, memetakan titik rawan lainnya bersama BMKG dan BNPB.
Sementara, Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI Suharyanto menambahkan, pihaknya secara intens melakukan koordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta dalam penanganan dan antisipasi bencana banjir.
"Dengan curah hujan yang cukup tinggi, Jakarta berpotensi bencana banjir tahunan sehingga ini harus kita sikapi dan antisipasi," imbuhnya.
Dia menambahkan, Pemprov DKI Jakarta juga perlu melakukan antisipasi gempa, meski tidak ada gunung berapi tapi berdasarkan pengalaman sejarah DKI Jakarta juga berpotensi terhadap gempa.
"Ini juga perlu disikapi, untuk menentukan langkah-langkah yang harus kita laksanakan, khususnya pada fase pencegahan. Akhir 2022 merupakan persiapan curah hujan tinggi pada Januari-Februari. Tentu kita tidak menginginkan apabila terjadi banjir," pungkasnya.