ITS Indonesia Temui Pj Gubernur Heru Bahas Teknologi String Transport
Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menerima kunjungan Presiden Intelligent Transport System (ITS) Indonesia, William Sabandar bersama CEO uScovery DMCC Dubai, Oleg Zaretskiy di Balai Kota, Rabu (29/3).
Pak Pj Gubernur sudah memberikan arahan
Kunjungan ini dalam rangka audiensi terkait penggunaan teknologi transportasi cerdas yang lebih mutakhir dalam menangani berbagai persoalan transportasi seperti kemacetan di perkotaan dan peningkatan mobilitas di kawasan sub perkotaan. UScovery DMCC Dubai merupakan bagian dari grup perusahaan Unitsky, Belarus.
ITS Indonesia menggandeng Unitsky String Technologies, Inc yang menawarkan teknologi string transport atau penggunaan kendaraan yang dapat berjalan dengan sistem overhead atau rel layang. Teknologi ini dapat diintegrasikan dengan angkutan umum yang sudah ada seperti MRT dan LRT.
Pemprov DKI Siap Dukung Penyelenggaraan ITS Asia-Pacific Forum“Rencana kita bangun di mana kita lagi cari lokasinya. Pak Pj Gubernur sudah memberikan arahan untuk ITS Indonesia berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk pertama melihat rute yang bisa dibangun,” ujar William.
William menyampaikan, biaya pembangunan konstruksi teknologi ini jauh lebih murah dibanding MRT atau LRT. Waktu yang dibutuhkan untuk pembangunannya pun jauh lebih cepat, bisa dalam waktu dua tahun.
“Konstruksinya bisa dua tahun, dengan catatan izin, lahan sudah siap,” ucap William.
William menilai, Unitsky String Technologies, perusahaan yang sangat kompeten, teknologinya sudah sukses dikembangkan di beberapa tempat.
“Ini teknologi yang sudah proven. Dan mereka hadir di Indonesia kapasitasnya sebagai anggota dari ITS Indonesia. Mereka sudah tertarik untuk berinvestasi di Jakarta dan mungkin IKN. Jakarta akan menjadi yang pertama,” ungkap William.
William mengatakan, Pj Gubernur Heru memberi dukungan karena teknologi unitsky string ini bisa menjadi sebuah solusi bagi penanganan kemacetan dan transportasi publik ini bisa berinterkoneksi dengan MRT dan LRT, sekaligus bisa menjadi feeder dari transportasi-transportasi utama.
“Itu yang kita sedang lihat. Kita rumuskan rutenya yang mana, kemudian model investasinya seperti apa. Akan kita sampaikan dengan teman-teman ini dan akan datang lagi kalau sudah menjadi sesuatu yang direalisasikan. Kalau sekarang masih terlalu dini,” tandas William.