You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Armada BKTB Berkarat
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menyerahkan sepenuhnya proses hukum yang dijalankan pihak Kejaksaan Agung (Kejagung), yang saat ini sedang mengusut kasus dugaan korupsi pengadaan bus Transjakarta dan bus kota terintegrasi bus Transjakarta (BKTB) t.
photo Wahyu Ginanjar Ramadhan - Beritajakarta.id

Kasus Bus Berkarat, Jokowi Enggan Ikut Campur

Itu wilayah hukum, ranah hukum, sudah dijawab gitu saya tidak ingin bicara apapaun. Baik KPK maupun kejaksaan itu wilayah hukum

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menyerahkan sepenuhnya proses hukum yang dijalankan pihak Kejaksaan Agung (Kejagung), yang saat ini sedang mengusut kasus dugaan korupsi pengadaan bus Transjakarta dan bus kota terintegrasi bus Transjakarta (BKTB) tahun anggaran 2013.

"Itu wilayah hukum, ranah hukum, sudah dijawab gitu saya tidak ingin bicara apapaun. Baik KPK maupun kejaksaan itu wilayah hukum," kata Jokowi, di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (7/4).

Soal Hibah Bus, Jokowi Sependapat dengan Ahok

Jokowi mengaku, masalah pengadaan bus ini memang luput dari pengawasannya. Sebab ada 57 ribu item mata anggaran yang ada di Pemprov DKI setiap tahunnya. Padahal semua mata anggaran tersebut dibawah tanggung jawab pemimpin daerah.

"Ada 57 ribu item angaran itu yang tanda tangan pengajuan ke DPRD pasti gubernur. Itu pengguna anggaran. Memang harus ngerti mekanisme di pemerintah. Saya beri contoh saya suruh kamu ke utara, kamu pengguna anggaran, tapi kamu nyemplung ke jurang gimana? Siapa yang salah? Puluhan ribu item kegitan tidak mungkin saya awasi satu-satu," ujar mantan Walikota Surakarta ini.

Selain itu, menurut Jokowi, ada Inspektorat Pemprov DKI yang telah bertugas untuk mengawasi penggunaan anggaran tersebut. Sementara gubernur hanya sebagai pengambil kebijakan saja. "Ada Inspektorat yang juga awasi satu-satu, tugasnya sendiri-sendiri. Kebijakan di Jakarta jelas dong kebijakan ada di gubernur," ujarnya.

Bahkan untuk pemeriksaan mantan Kepala Dinas Perhubungan, Udar Pristono, Jokowi juga enggan berkomentar. Dirinya meminta agar menunggu proses hukum yang sedang berjalan. "Itu masuk wilayah hukum. Sudah wilayah hukum saya tidak mau komentari. Kalau sudah wilayah hukum jangan masuk ikut-ikutan. Kita sudah ke Inspektorat dan BPKP tapi kalau wilayah hukum jangan ikut-ikut," kata Jokowi.

Seperti diketahui, dua pejabat Dinas Perhubungan DKI telah ditetapkan sebagai tersangka yakni DA dan ST, terkait kasus pengadaan bus Transjakarta dan BKTB yang bernilai hingga Rp 1,5 triliun. DA merupakan pejabat pembuat komitmen pengadaan bus peremajaan angkutan umum reguler dan kegiatan pengadaan armada bus transjakarta. Ia ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Print–25/F.2/Fd.1/03/2014, tanggal 24 Maret 2014. Sementara ST merupakan ketua panitia pengadaan barang/jasa bidang pekerjaan konstruksi 1 Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Ia ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Print – 26/F.2/Fd.1/03/ 2014, tanggal 24 Maret 2014.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Kolaborasi Transjakarta - Telkomsel Tingkatkan Pelayanan bagi Pelanggan

    access_time19-12-2024 remove_red_eye1458 personAldi Geri Lumban Tobing
  2. Transjakarta Uji Coba Layanan 'Open Top Tour of Jakarta'

    access_time21-12-2024 remove_red_eye1267 personAldi Geri Lumban Tobing
  3. Halte Simpang Pramuka dan Rawamangun Ditutup, Transjakarta Lakukan Penyesuaian Layanan

    access_time18-12-2024 remove_red_eye1065 personAldi Geri Lumban Tobing
  4. Kadishub Tegaskan Tidak Ada Penghapusan Layanan Transjakarta Setelah MRT Fase 2A Selesai

    access_time21-12-2024 remove_red_eye999 personAldi Geri Lumban Tobing
  5. Semarak Christmas Carol di Jakarta Sambut Natal

    access_time18-12-2024 remove_red_eye971 personDessy Suciati