You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
 Dinas Kesehatan DKI Gelar Webinar Tuberculosis Se-dunia
.
photo Istimewa - Beritajakarta.id

Dinas Kesehatan Gelar Webinar Edukasi tentang Tuberkulosis

Memperingati Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia yang diperingati setiap tanggal 24 Maret, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menggelar webinar edukasi kesehatan terkait tuberkulosis, Kamis (28/3).

Webinar dilakukan dalam rangka edukasi

Webinar ini menghadirkan dr Victor Simamora dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta sebagai moderator, kemudian dr Dimas Dwi Saputro dari Koalisi Organisasi Profesi Indonesia TB (KOPI TB) DKI Jakarta, dan Barry Adhitya dari Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI.

"Webinar dilakukan dalam rangka edukasi tuberkulosis bagi masyarakat agar Jakarta bebas dari penyakit TB. Webinar diikuti ratusan peserta dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov DKI Jakarta, Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia dan lain-lain,” ujar dr Victor Simamora.

200 Peserta Ikut Webinar Kewaspadaan Ancaman Terorisme

Sementara dr Dimas Dwi Saputro mengungkapkan masalah Tuberkulosis masih menjadi perhatian seluruh dunia. Dan Indonesia menyumbang penderita Tuberkulosis aktif nomor dua terbanyak di dunia.

"Penyakit Tuberkulosis disebabkan infeksi bakteri mycobacterium Tuberkulosis yang dapat disebarkan melalui percikan dahak pasien saat batuk atau bersin tanpa menutup mulut," ucapnya.

Menurutnya, Tuberkulosis dapat terjadi pada anak hingga orang dewasa. Faktor penyebabnya, pola hidup yang kurang sehat,  lingkungan yang sempit atau kurang sirkulasi udara dan cahaya, kotor dan lain sebagainya.

Selain itu juga masih adanya kesenjangan informasi tentang Tuberkulosis, pencatatan pelaporan yang tidak akurat hingga distribusi logistik obat tidak lancar dan tepat sasaran.

"Tuberkulosis dapat disembuhkan secara total dengan berobat ke puskesmas atau rumah sakit yang selanjutnya meminum obat secara rutin minimal selama enam bulan. Selanjutnya istirahat yang cukup, menjaga lingkungan dan pola hidup yang bersih dan lainnya. Kemudian memviralkan terapi Tuberkulosis hingga secara perlahan kasus tuberkulosis dapat terus berkurang,” jelasnya.

Sedangkan Barry Adhitya menuturkan, untuk kasus Tuberkolosis yang terpenting harus ada edukasi yang menyasar semua orang. Misalnya dalam satu rumah harus dibangun pemahaman tentang apa itu Tuberkulosis.

"Selain itu juga pentingnya pendampingan, advokasi, arahan kebijakan yang mempermudah pasien Tuberkulosis mendapatkan obat dan adanya pengawas obat dari keluarga dan lingkungan sehingga kasus Tuberkulosis dapat berkurang," tandasnya.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Pramono Anung Siap Ikuti Prosesi Pelantikan Sebagai Gubernur DKI

    access_time20-02-2025 remove_red_eye2813 personTiyo Surya Sakti
  2. Jakarta International Stadium Resmi Jadi Markas Persija

    access_time20-02-2025 remove_red_eye2394 personAldi Geri Lumban Tobing
  3. Alumni Menwa UPNVJ Tanam Mangrove di Hutan Angke Kapuk

    access_time22-02-2025 remove_red_eye1987 personNurito
  4. Pemprov DKI akan Gelar Pasar Pangan Murah di 193 Lokasi

    access_time22-02-2025 remove_red_eye1325 personBudhi Firmansyah Surapati
  5. Kebakaran di Gedung Pasar Raya Blok M Berhasil Dipadamkan

    access_time19-02-2025 remove_red_eye1176 personTiyo Surya Sakti