Bahagianya Warga Bisa Tinggal di Rumah Barokah Palmerah
Sembilan Kepala Keluarga (KK) yang bermukim di RT 13/08, Kelurahan Pelmerah, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat merasa bahagia dan bersyukur karena bisa menempati unit Rumah Barokah Palmerah.
Ini program konsolidasi Tanah Vertikal (KTV) pertama di Indonesia
Rumah Barokah Palmerah dibangun di atas lahan 90 meter persegi yang hari ini diresmikan oleh Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono. Rumah Barokah Palmerah merupakan model penataan kawasan permukiman yang berlandaskan skema kota berkelanjutan dengan hunian vertikal empat lantai dengan sembilan unit hunian serta dilengkapi sarana dan prasarana pendukung sesuai standar hunian layak, baik dari segi ketahanan bangunan, sirkulasi udara, pencahayaan, sanitasi, maupun jaminan legalitas kepemilikan tanah yang sah bagi pemilik hunian.
Rumah Barokah Palmerah ini dibangun berkat sinergi antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Kementerian ATR/BPN dan Yayasan Budha Tzu Chi.
Lurah Taman Sari Resmikan Bedah Rumah WargaMurpiah (58), warga RT 13/08 Palmerah mengaku bersyukur setelah puluhan tahun lamanya tinggal di rumah tua saat yang ini telah direnovasi menjadi Rumah Barokah Palmerah.
"Alhamdulilah, sejak kecil sudah tinggal di rumah dalam gang, tapi sudah berubah menjadi Rumah Barokah. Rumah baru yang saya tempati saat ini sangat layak dihuni," tutur Murpiah, Rabu (3/7).
Ia menceritakan kehidupannya sejak kecil hingga puluhan tahun lamanya tinggal di rumah kecil yang tidak memiliki kamar mandi. Tapi, kini berubah dengan rumah yang bagus dan memiliki sertifikat tanah.
“Saya tidak bisa berkata-kata. Rumah baru di lantai dua yang saya tempati bersama anak dan suami saat ini bagus dilengkapi fasilitas dapur dengan wastafel dan kamar mandi di dalamnya serta mendapat sertifikat kepemilikan hunian," tuturnya.
Ia berharap program pembangunan rumah vertikal yang digagas oleh Pemprov DKI Jakarta bersinergi dengan stakeholder terkait terus dilanjutkan untuk membantu warga yang tidak mampu merenovasi rumah.
"Rumah Barokah Palmerah mengubah kehidupan sembilan Kepala Keluarga (KK) dari semula tinggal di lingkungan kumuh dan tidak sehat terangkat menjadi lebih tertata dan layak huni,” tuturnya.
Sementara Kartiyo (58), warga Rumah Barokah Palmerah lainnya mengaku senang melihat rumah kecil yang telah dihuni sejak kecil kini berubah menjadi Rumah Barokah Palmerah yang kondisinya lebih layak huni.
"Alhamdulilah, kehidupan berubah 180 derajat dari bawah terangkat ke atas setelah tinggal di Rumah Barokah Palmerah ini. Saya tidak menyangka rumah kecil yang dahulu dihuni berada di gang sempit setelah direnovasi menjadi rumah megah, bersih dan nyaman," tuturnya.
Ia memaparkan, unit hunian di Rumah Barokah Palmerah yang dihuni saat ini juga dilengkapi peralatan rumah tangga di antaranya tempat tidur, ricer cooker, kompor gas dan alat kebersihan.
"Saya bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono yang telah menggagas program Rumah Barokah Palmerah yang sangat bagus. Saya berharap program serupa bisa terus dilanjutkan untuk mengangkat harkat warga Jakarta," harapnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Tanah dan Pengadaan Pertanahan Kementerian ATR/BPN, Embun Sari menambahkan, Rumah Barokah Palmerah dibangun secara vertikal setinggi empat lantai di atas lahan seluas 90 meter persegi.
"Ini program konsolidasi Tanah Vertikal (KTV) pertama di Indonesia. Alhamdulilah, ini teralisasi berkat Penjabat Gubernur DKI Jakarta, partisipasi masyarakat yang luar biasa dan Yayasan Budha Tzu Chi sehingga telah terbangun Rusun Barokah Palmerah," tandasnya.