Bawaslu DKI Edukasi Cegah Hoaks Pilkada Bagi Difabel
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta mengadakan pelatihan cegah hoaks dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jakarta 2024 bagi difabel rungu.
"Kesetaraan bagi semua untuk memperoleh informasi yang baik, benar, dan akurat dalam Pilkada."
Koordinator Divisi Humas dan Datin Bawaslu Provinsi DKI Jakarta, Quin Pegagan mengatakan, melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan awareness masyarakat terhadap Pilkada Jakarta tahun ini.
"Kami berkomitmen terhadap kesetaraan bagi semua untuk memperoleh informasi yang baik, benar, dan akurat dalam Pilkada Jakarta, agar tidak termakan hoaks," ujarnya, Sabtu (16/11).
Ngobrol Bareng Beritajakarta Bersama KPU-Bawaslu Sambangi SMAN 6 JakartaQuin menjelaskan, dalam kegiatan yang berlangsung 15-16 November 2024 di salah satu hotel di kawasan Kelurahan Mangga Dua Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat tersebut, peserta diberikan pelatihan dan diedukasi untuk menyaring informasi dengan baik, terutama sebelum membagikannya kepada orang lain.
"Kami berharap semakin banyak lagi yang punya kepedulian untuk ikut meng-counter berita dan informasi hoaks atau disinformasi agar Pilkada ini lebih kondusif, bermartabat, dan berintegritas untuk menghadirkan pemimpin yang kita harapkan bersama," terangnya.
Menurutnya, Bawaslu DKI Jakarta juga sudah membuat konten-konten yang melibatkan interpreter agar pesan-pesan atau informasi yang disampaikan juga dapat dimengerti difabel.
"Sebelum di Bawaslu saya juga sudah konsen terhadap saudara-saudara kita difabel hingga emansipasi wanita. Untuk itu, ketika masuk di Bawaslu hal ini juga menjadi fokus perhatian saya," ungkapnya.
Quin menegaskan, Bawaslu DKI Jakarta terus menggencarkan sosialisasi dan edukasi kepada kelompok masyarakat tertentu (
segmented ), termasuk penyandang disabilitas.Pada kegiatan ini, jelas Quin, pihaknya menghadirkan interpreter dan pegiat dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dan Komunitas Peduli Lingkungan (Kopel).
Ia menambahkan, para penyandang disabilitas tentu perlu sangat mengharapkan adanya equality atau kesetaraan di bandingkan sekadar rasa belas kasihan dalam segenap aspek kehidupan.
"Mereka bisa kok berkecimpung di dunia kerja, politik hingga ekonomi yang disesuaikan dengan kondisinya masing-masing," tegasnya.
Quin menuturkan, Bawaslu DKI Jakarta juga sudah mengakomodir para difabel untuk memberikan kontribusi nyata dengan menjadi petugas Pengawas Pemilu.
"Kami juga membuka kesempatan magang di Bawaslu bagi para penyandang disabilitas. Sebab, peserta sosialisasi ini ternyata juga ada mahasiswa dari Universitas Terbuka dan Universitas Bina Nusantara," pungkasnya.