KPA DKI Peringati Hari AIDS se-Dunia di Rutan Cipinang
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi DKI Jakarta, Rabu (4/12), menggelar acara puncak peringatan Hari AIDS se-Dunia (HAS) 2024 di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Cipinang, Jakarta Timur.
"Kesetaraan merupakan hal penting dalam upaya menuju ending AIDS DKI Jakarta 2027 mendatang,"
Kegiatan yang dikemas dalam bentuk talkshow bertema "Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa" ini dihadiri perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov DKI, LSM, komunitas, media serta warga binaan permasyarakatan.
Plt Kepala Bidang Promosi dan Pencegahan KPAP DKI Jakarta, Taufik Alief Fuad menjelaskan, selain talkshow kegiatan juga dimeriahkan penampilan parody edukatif tentang HIV/AIDS oleh warga binaan Rutan Kelas I Cipinang.
Peringatan Hari Aids Sedunia Digelar di Perpustakaan HB Jassin"Kami mengangkat tema kesetaraan karena ini merupakan hal penting dalam upaya menuju ending AIDS DKI Jakarta 2027 mendatang," katanya.
Menurut Taufik, isu mengenai stigma dan diskriminasi bagi HIV/AIDS masih menjadi salah satu persoalan yang mendapat perhatian pada tahun ini, karena berpotensi menghambat pengidap untuk memeriksakan diri serta mengungkap status mereka
Diingatkannya, salah satu hal yang harus dituntaskan bila ingin mengakhiri penyebaran HIV/AIDS adalah bisa menemukan pengidap.
"Hingga saat ini, dari perkiraan sekitar 85 ribu pengidap HIV/AIDS di DKI Jakarta, kami baru menemukan sekitar 45 ribu," ungkap Taufik.
Karena itu, Ia berharap dukungan peran serta dari seluruh elemen pentaheliks untuk terus mensosialisasikan HIV/AIDS agar bisa mengentaskan stigma dan diskrimasi di tengah masyarakat.
"Semoga tema kegiatan yang sejalan dengan tema global ini bisa kita terapkan sehingga mempercepat upaya menemukan pengidap HIV/AIDS," tegasnya.
Kepala Rutan Kelas I Cipinang, Irwanto Dwi Yhana Putra mengaku, selama ini pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas layanan di bidang kesehatan, termasuk layanan bagi pengidap HIV/AIDS tanpa stigma dan diskriminatif.
Sebagai upaya meningkatkan layanan, ungkap Irwanto, pihaknya telah membentuk relawan kesehatan dari WBP di lingkungan Rutan.
Relawan yang dinamakan SOS Ruci itu difungsikan membantu petugas memantau kesehatan rekan mereka sesama WBP.
Dilanjutkan Irwanto, sebelum dikukuhkan menjadi relawan SOS Ruci, para WBP telah dilatih serangkaian keterampilan dan pengetahuan medis. Sehingga mereka diharapkan tidak hanya memantau kesehatan, tapi juga melakukan pertolongan pertama bila dibutuhkan.
"Peringatan ini sekaligus menjadi momentum menunjukkan komitmen kita bersama untuk bersikap tidak diskriminatif dan menghilangkan stigma mendorong keberhasilan program penanggulangan HIV/AIDS," tandasnya.