Curah Hujan Meningkat, BPBD Ingatkan Potensi Tanah Longsor
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta meminta para lurah, camat dan masyarakat untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal selama Februari 2025.
"Bisa dilakukan swadaya atau kolektif oleh masyarakat,"
Menurut informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), beberapa wilayah di Jakarta berpotensi terjadi gerakan tanah berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari BMKG.
Beberapa wilayah tersebut berada di Zona Menengah-Tinggi potensi terjadinya tanah longsor. Pada Zona Menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Sementara pada Zona Tinggi, gerakan tanah lama dapat aktif kembali.
OMC Maksimalkan Penyemaian untuk Kurangi Risiko BencanaKepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji meminta camat dan lurah beserta masyarakat aktif mengecek kondisi wilayahnya masing-masing, terutama yang berdekatan dengan aliran sungai maupun terdapat tebing atau gawir. Ia menyampaikan, lokasi yang sudah dipetakan dikoordinasikan dengan Dinas SDA untuk pelaksanaan teknis di lapangan.
“Petugas TRC BPBD di setiap kelurahan bersama lurah dan camat memonitor bersama apabila ada kondisi tertentu yang membutuhkan penanganan baik BPBD maupun instansi terkait,” ujar Isnawa, Senin (3/2).
Ia menjelaskan, penanganan bencana harus secara komprehensif. Maka itu, BPBD DKI Jakarta mengajak masyarakat untuk melakukan penanaman pohon di lokasi rawan dan sudah minim vegetasi untuk mencegah potensi bahaya tanah longsor serta meninimalisasi dampak yang lebih serius jika terjadi hujan lebat.
“Antisipasi lainnya yang dapat dilakukan yakni dengan membuat bronjong dan turap mandiri, apabila tanah dalam keadaan miring atau berpotensi bergerak atau bergeser. Bisa dilakukan swadaya atau kolektif oleh masyarakat,” katanya.
Berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), beberapa wilayah di Provinsi DKI Jakarta berada di Zona Menengah-Tinggi potensi terjadinya tanah longsor, yaitu:
1. Jakarta Pusat, meliputi wilayah Kecamatan Menteng.
2. Jakarta Selatan, meliputi wilayah Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan, dan Tebet.
3. Jakarta Timur, meliputi wilayah Cakung, Cipayung, Ciracas, Duren Sawit, Jatinegara, Kramatjati, Makasar, Matraman, Pasar Rebo dan Pulo Gadung.