DKI Gagal Pertahankan Juara Umum Popnas
Tuan rumah penyelenggara Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) XIII/2015 kandaskan harapan DKI Jakarta tampil sebagai juara umum. Jawa Barat (Jabar) secara dramatis mampu melewati perolehan DKI Jakarta dengan 1 emas untuk keluar sebagai juara umum Popnas XIII, pada hari terakhir, Jumat (18/9).
Kita kalah dengan sangat terhormat, hanya dibedakan 1 emas saja
Sejak hari pertama sampai H-1, DKI terus unggul tak tergoyahkan. Namun apa hendak dikata, justru di hari terakhir, DKI tertinggal 57 emas, 40 perak dan 38 perunggu. Sedang Jabar unggul 58 emas, 40 perak dan 56 perunggu. Disusul Jatim 35 emas, 41 perak dan 54 perunggu.
Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) DKI Jakarta, Firmansyah Wahid mengatakan, jika saja di dua nomor taekwondo terakhir DKI bisa merebut emas, hasilnya akan berbeda. Namun sayang, DKI dan Jabar harus berbagi emas pamungkas, masing-masing 1 emas untuk DKI lewat taekwondoin Ananda Fernandia di kelas under 68 kg putri. Sedang pada kelas under 59 kg putri, atlet judo DKI Jakarta, Permata Cinta Nadya harus puas mendapat perak.
DKI Pimpin Perolehan Medali Popnas XIIIMeski begitu, DKI telah membuat kejutan dari cabang olahraga renang, judo dan senam dengan merebut medali emas terbanyak. Bahkan renang sangat spektakuler, membuat sejarah dengan meraup 21 emas dari 36 nomor yang dipertandingkan. Perenang DKI sendiri hanya berkekuatan 20 atlet, namun sanggup mengoleksi 21 medali emas 8 perak dan 7 perunggu.
Begitu juga di cabang judo, DKI sukses menjadi juara umum dengan 4 medali emas, 1 perak dan 5 perunggu.
Di senam artistik, DKI juga menjadi jawara dengan 4 emas, 2 perak dan 1 perunggu. Sedang senam ritmik 4 emas dan 1 perak. Cabang karate juga sukses keluar sebagai juara umum, mendongkrak perolehan medali DKI dengan 8 medali emas, 2 perak dan 4 perunggu.
Namun di beberapa cabang lainnya, seperti pencak silat, meski target tercapai yaitu 3 medali emas, namun sejatinya bisa melampaui target jika saja final DKI vs Jabar di nomor seni regu putri dan ganda putra tidak 'dipaksakan' untuk kemenangan tim tuan rumah Jabar. Sebab, di atas kertas dan dengan kasat mata, tim DKI layak jadi juara untuk kedua nomor tersebut.
"Kita kalah dengan sangat terhormat, hanya dibedakan 1 emas saja. Itu pun setelah di beberapa nomor cabang olahraga kita merasa sengaja dikalahkan. Di cabang terukur seperti renang kita mutlak menguasai, karena kita tak bisa dicurangi. Namun di beberapa nomor tak terukur, kita dipaksa kalah," ujar Firmansyah.
Hal lain yang memperlihatkan kesan sengaja ingin 'melemahkan' DKI adalah dari cabang sepakbola. Perjalanan positif tim DKI yang mengawali laga dengan melumat Maluku Utara 4-0, Gorontalo 3-0 dan Sumut 3-0, secara tragis menderita kalah 0-3 atas tim non unggulan Riau melalui tos-tosan selepas imbang 3-3 di babak normal dan di sesi tambahan waktu.
"Anak-anak sengaja dilemahkan. Sore hari kita bentrok dengan tim kuat sekaligus juara bertahan Sumut, paginya dijadwalkan tanding di perempatfinal. Tak ada waktu istirahat untuk tim DKI," sesal Firmansyah.
Walau begitu, Firmansyah tidak ingin terus menyalahkan tuan rumah Jabar. Secara umum penyelenggaraan dinilai Firmansyah cukup baik. Namun secara internal, Firmansyah mengaku ada berkah tersendiri atas kegagalan yang dicapai. Dirinya akan mengevaluasi pembinaan beberapa cabang olahraga di DKI.