Pengelolaan Halte dan Terminal akan Diswastakan
Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta berencana akan menyerahkan pengelolaan halte dan terminal kepada pihak swasta. Sebab selama ini penganggaran perbaikan terminal dan halte yang dilakukan dinilai kurang produktif.
Jadi kita terima bersih saja, terminalnya mereka harus bangun sebaik mungkin, karena akan dilengkapi sarana belanja
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta, Andri Yansyah mengatakan, jika dikelola oleh swasta maka Pemprov DKI tidak perlu mengeluarkan biaya. Namun kondisi terminal akan terbangun sekelas dengan mal dan terintegrasi dengan park and ride serta dilengkapi banyak sarana.
"Kita belajar dari pembangunan Terminal Rawamangun habis Rp 40 miliar, Terminal Pulogebang hampir Rp 1 triliun. Padahal pemanfaatan sarananya minim banget," ujarnya, Kamis (10/3).
Bus APTB Hanya Berakhir di Halte BNNPihaknya merinci jika nanti dikelola oleh swasta maka terminal dan halte penghasilannya akan dibagi 70 persen untuk pengelola dan 30 untuk Pemprov. Pengelolaan sendiri akan diberi w
aktu selama 10-15 tahun kedepan."Jadi kita terima bersih saja, terminalnya mereka harus bangun sebaik mungkin, karena akan dilengkapi sarana belanja. Pemanfaatan iklan dan lainnya yang lebih efektif memberi kontribusi bagi pendapatan daerah," katanya.
Hal yang sama juga menurutnya berlaku dengan halte bus tempat menunggu penumpang. Nantinya pihak swasta dipersilakan untuk menata dan memasang iklan semenarik mungkin sehingga selain baik dan nyaman juga pemerintah mendapat hasil.
"Jadi kita tidak mau keluar uang tapi hasilnya tidak maksimal, kita gunakan aja swasta untuk merawat. Ya kalau sudah lebih 10-15 tahun dikembalikan, tapi kita susah rawat, diatur aja lagi baginya. Kita 70 pengelola 30, jadi ada kontribusi besar bagi pendapatan DKI Jakarta," tandasnya.