Siswi Korban DBD Kerjakan UN di Rumah Sakit
Kalau dipaksa belajar, kepala pusing dan mual-mual. Jadi ya saya kerjakan semampunya saja
Seorang siswi SMK Angkasa 1, Halim, Andika Fitriani (18), terpaksa mengerjakan ujian nasional (UN) di rumah sakit. Ia mengerjakan soal UN di Ruang Anggrek, kamar 202, RS Harum, Pangkalan Jati, Makasar, karena terserang demam berdarah dengue (DBD).
Pantauan Beritajakarta.com, Andika mengerjakan soal sambil berbaring dengan tangan kanan terpasang infus. Mengikuti UN mengenakan seragam sekolah putih abu-abu, Ia diawasi dua pengawas dari sekolah.
UNBK SMAN 69 Terkendala Jaringan InternetAndika mengaku sempat pusing saat mengerjakan seluruh naskah UN. Apalagi kondisi fisik buah hati pasangan Dalyono (51) dan Karinem (43) ini masih lemah. Bahkan, ia tidak bisa belajar di malam hari lantaran fisiknyabelum cukup kuat.
"Kalau dipaksa belajar, kepala pusing dan mual-mual. Jadi ya saya kerjakan semampunya saja," katanya, Selasa (5/4).
Karinem (43), ibunda Andika mengatakan, putri sulungnya yang mengalami demam tinggi sejak Kamis (31/3), dirawat di RS Harum sejak hari Minggu (3/4) lalu. Saat baru masuk RS, Trombositnya hanya 104 dan pada Senin kemarin turun menjadi 83.
"Oleh dokter, saat diambil sampel darahnya dinyatakan positif DBD. Makanya langsung dirawat di sini," kata Karinem.
Sementara, Kasudin Pendidikan Jakarta Timur wilayah 2, Ungkadi mengatakan, pihaknya memberikan kelonggaran siswa yang sakit untuk tidak mengikuti UN. Mereka dapat mengikuti UN susulan yang digelar pekan depan. Namun jika siswa tersebut yakin mampu mengerjakan naskah UN, tidak masalah mengikuti UN walau mengerjakannya di rumah sakit.
"Tidak ada paksaan siswa sakit ikut UN. Mereka bisa mengikuti UN susulan pekan depan, sambil memulihkan kondisi fisiknya. Namun jika mampu mengerjakannya, ya tidak masalah," kata Ungkadi.
Untuk siswa sakit yang mengerjakan naskah UN, tetap mendapatkan pengawasan dari petugas. Demikian juga mengenai jam ujian, pelaksanaannya sama seperti di sekolah-sekolah.