Arsitektur Stasiun MRT Diminta Tonjolkan Budaya Betawi
Deputi Gubernur Bidang Pengendalian dan Permukiman Provinsi DKI Jakarta, Syahrul Effendi meminta arsitektur stasiun MRT tidak hanya mengedepankan arsitektur modern. Melainkan memaksimalkan kearifan lokal, khususnya budaya Betawi.
Perlu mencerminkan budaya Betawi. Karakter khas Betawi bukan hanya gigi balang saja, tapi arsitekturnya juga
Ditambahkan Syahrul, kekhasan budaya Betawi juga tidak hanya dengan pemasangan gigi balang semata, tapi perlu arsitektur yang representatif.
"Perlu mencerminkan budaya Betawi. Karakter khas Betawi bukan hanya gigi balang saja, tapi arsitekturnya juga. Jangan kita kehilangan budaya, kearifan lokal perlu dibangun," ujar Syahrul saat Rapat Pimpinan (Rapim), Senin (7/8).
Hal senada juga disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi
DKI Jakarta, Saefullah. MRT yang digadang-gadang sebagai mega proyek moda transportasi kebanggan warga Jakarta tentu bisa berperan dalam pelestarian budaya Betawi."Ini saatnya kita kenalkan kultur Betawi. Sudah diminta kepada MRT supaya simbol-simbol budaya Betawi dilekatkan," tandasnya.