Anies Ingin Pendidikan Inklusif di Jakarta Berjalan Maksimal
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menginginkan agar penerapan pendidikan inklusif di sekolah-sekolah yang ada di Jakarta dapat berjalan maksimal. Sehingga, anak berkebutuhan khusus betul-betul bisa mengakses layanan pendidikan terbaik dan dekat dari rumah-rumah tinggalnya.
Kompetensi guru juga harus ditingkatkan
Anies mengatakan, melalui pendidikan inklusif, anak berkebutuhan khusus difasilitasi dan diberikan aksesibilitas yang mendukung agar dapat belajar bersama teman seusianya, tanpa harus dikhususkan kelasnya.
"Saya garis bawahi, pendidikan inklusif itu tidak boleh di sekolahnya ada dua model, secara keseluruhannya harus sama," ujarnya, saat menjadi keynote speaker sekaligus membuka kegiatan Knowledge Sharing Community of Practice rumpun pendidikan mengenai pendidikan inklusif di sekolah, di Gedung Dinas Teknis, Jl Abdul Muis, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (19/9).
99 Sekolah Dasar di Jakut Gelar PPDB Jalur InklusiMenurutnya, untuk mendukung sistem pendidikan inklusif tersebut, selain sarana dan prasarana, kompetensi guru-guru di Jakarta juga perlu terus ditingkatkan.
"Fasilitas di sekolah harus ramah difabel. Bersamaan dengan itu, kompetensi guru juga harus ditingkatkan untuk menyukseskan pendidikan inklusif," terangnya.
Sementara, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Bowo Irianto menambahkan, di tahun 2018 kuota penerimaan jalur inklusi di sekolah negeri sebanyak 226 anak di tingkat SD, 531 di tingkat SMP, 170 di tingkat SMA, serta 106 di tingkat SMK.
"Sekolah-sekolah negeri di Jakarta telah diwajibkan untuk menerapkan pendidikan inklusif. Ini upaya kita untuk memberikan keadilan akses pendidikan
," tandasnya.