PT Transjakarta Bukukan Deviden Rp 40 Miliar
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) tahun buku 2018 yang digelar, Senin (9/12) kemarin, mengesahkan pembagian deviden perusahaan kepada pemegang saham sebesar Rp 40 miliar atau sekitar 10 persen dari laba bersih.
Provinsi DKI memiliki komitmen kuat untuk memberikan layanan transportasi publik dengan kenyamanan dan aksesibilitas yang baik, sesuai dengan standar internasional
Direktur Utama Transjakarta, Agung Wicaksono menjelaskan, pada 2018 perseroannya berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 403 miliar. Angka ini meningkat 54 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 262,9 miliar. Hal ini seiring dengan peningkatan pelanggan sebesar 30 persen dari 144,8 juta pada 2017 menjadi 189 juta pada 2018.
Menurut Agung, adanya peningkatan dari berbagai indikator ini tidak lepas daridorongan dan dukungan Pemerintah Provinsi (Pemrov) DKI Jakarta).
Layanan Transjakarta Tetap Beroperasi Normal"
Provinsi DKI memiliki komitmen kuat untuk memberikan layanan transportasi publik dengan kenyamanan dan aksesibilitas yang baik, sesuai dengan standar internasional ,” ujar Agung di Jakarta, Selasa (10/12).Agung menambahkan, pihaknya terus memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggan dengan melakukan penambahan dan peremajaan berbagai armada agar siap melayani warga DKI setiap harinya.
“Jumlah armada kami pada 2018 berjumlah 2.004 atau meningkat 32 persen dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 1.520 armada. Adapun peningkatan komposisi armada tahun 2018 adalah 530 bus kecil, 724 bus sedang dan 750 bus besar,” papar Agung.
Selain itu lanjut Agung, peningkatan jumlah rute yang ditugaskan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta ikut memberi andil dalam memberikan kontribusi kepada pendapatan perseroan. Hingga 2018 tercatat ada 156 rute yang melayani pelanggam setiap harinya. Angka ini meningkat sebesar 28 persen dari 122 rute pada 2017.
Agung menegaskan, pihaknya akan terus mendukung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam memberikan pelayanan transportasi dengan standar minimum yang baik.
"Untuk ini, langkah awal yang akan kami lakukan ialah memastikan kesehatan perseroan untuk dapat memberikan dukungan maksimal kepada Pemrov DKI Jakarta," tukasnya.
Dia mengungkapkan, pada 2018 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menaikkan peringkat indikator kesehatan perseroan yang dipimpinnya dari Á menjadi AA.
“Dengan diagnosis kesehatan ini, perseroan mampu melakukan berbagai aksi untuk memastikan pemenuhan pelayanan transportasi bagi warga melalui peremajaan kendaraan, perbaikan halte dan pembukaan rute baru,” kata Agung.
Kemudian lanjut Agung, dalam RUPS juga disampaikan jika pemegang saham secara utuh dan bulat menyetujui penyertaan modal berupa asset (inbreng). Aset tersebut berbentuk tanah depo di Pinang Ranti, depo di Cawang dan depo di Pesing dengan jumlah total penyertaan setara dengan Rp 1,191 triliun.
“Penyertaan ini selain memenuhi pencatatan pada jumlah setoran ekuitas, juga membantu TransJakarta untuk dapat memaksimalkan pemanfaatan asset-asset ke depannya,” tutup Agung.