Rekan Indonesia Apresiasi DKI Keluar dari Zona Merah COVID-19
Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia mengapresiasi keberhasilan DKI Jakarta yang sudah tidak berstatus Zona Merah COVID-19.
Upaya penanganan COVID-19 sebaik mungkin
Ketua Kolektif Pimpinan Wilayah (KPW) Rekan Indonesia DKI Jakarta, Martha Tiana Hermawan mengatakan, keberhasilan ini merupakan hasil kerja kolosal dan kolaborasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dengan para stakeholders serta dukungan masyarakat.
"Pak Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta berhasil dan sangat kita hargai kerja kerasnya. Data disampaikan apa adanya dari waktu ke waktu dengan disertai upaya-upaya penanganan COVID-19 sebaik mungkin," ujar Tian, sapaan akrabnya, usai acara sosialisasi system digital Baqoel.com, Senin (23/8).
Rekan Indonesia: Pencairan BST Penuhi Harapan WargaTian menjelaskan, pandemi COVID-19 di DKI Jakarta kian terkendali seiring dengan meningkatnya capaian vaksinasi COVID-19 hingga kepatuhan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan (prokes) Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.
"Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menunjukkan bahwa seluruh wilayah DKI Jakarta berada di zona risiko sedang atau oranye yaitu Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara. Sementara itu, Kepulauan Seribu menjadi yang terbaik termasuk zona risiko rendah atau zona kuning," terangnya.
Menurutnya, terkait tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR), data Dinas Kesehatan DKI Jakarta menunjukkan pada pekan lalu atau per 12 Agustus 2021 di ruang isolasi hanya 33 persen dari total kapasitas 10.028 tempat tidur yang tersedia.
"Angka 33 persen itu sudah di bawah angka rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 60 persen," bebernya.
Ia menambahkan, Pemprov DKI Jakarta di bawah komando Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah berhasil mewujudkan capaiannya dalam menurunkan angka COVID-19.
"Ini jadi bukti keseriusan Pemprov DKI dalam menyelamatkan warganya di tengah pandemi COVID-19," ungkapnya.
Tian menuturkan, kerja cepat dan terkoordinasi membuat COVID-19 di DKI bisa cepat terkendali, sejak terjadi peningkatan kasus pada Juni-Juli 2021. Sejumlah kebijakan seperti, penambahan ruang rawat inap, kepastian ketersediaan oksigen, serta inisiatif fasilitas pelayanan kesehatan dalam memperluas daya tampung di IGD, adalah bukti kerja cepat dan terkoordinir tersebut.
"DKI Jakarta dengan cepat dan pasti dapat memenuhi kebutuhan penanganan warga yang terpapar COVID-19, termasuk yang mejalani isolasi mandiri," ucapnya.
Dalam hal target vaksinasi, lanjut Tian, Pemprov DKI Jakarta juga serius mendorong dan mengajak warganya untuk datang ke
tempat-tempat vaksin dilakukan.Catatan Dinas Kesehatan DKI, hingga Minggu (22/8) sudah ada 9.351.093 warga yang mendapat suntikan dosis pertama, atau 104,6 persen dari target capaian. Sedangkan untuk dosis kedua sudah ada 4.845.271 warga atau 54,2 persen dari target.
Kemudian, untuk usia 12-17 tahun, capaian vaksinasi COVID-19 dosis pertama sudah mencakup 78,3 persen dan dosis kedua sebanyak 37,7 persen. Sementara, di usia 18-59 tahun, dosis pertama sudah mencakup 110,7 persen dan dosis kedua mencakup 54,1 persen.
"Pada lansia, dosis pertama telah diberikan kepada 85,6 persen dan dosis kedua pada 72,9 persen. Vaksinasi gotong royong dosis pertama mencakup 189.962 orang dan dosis kedua sebanyak 146.603 orang. Adapun total target vaksinasi di DKI mencakup 8.941.211 warga sasaran," urainya.
Sementara itu, Ketua Nasional Rekan Indonesia, Agung Nugroho mengingatkan agar Pemprov DKI Jakarta tidak lengah meski saat ini angka kasus COVID-19 melandai. Warga perlu terus mematuhi prokes, terutama mencegah terjadinya kerumunan.
"Saya berharap Dinas Kesehatan DKI Jakarta agar tetap fokus pada 3T. Semoga Jakarta ke depan menjadi provinsi pertama di Indonesia yang berhasil keluar dari pandemi COVID-19," tandasnya.