PM Mesir Tertarik dengan Kesuksesan Revitalisasi Waduk Pluit
Kesuksesan Pemprov DKI merevitalisasi kawasan Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, membuat Perdana Menteri (PM) Mesir, Ibrahim Mahlab tertarik mengunjungi tempat tersebut. Padahal, tempat yang dikunjunginya, sebelumnya merupakan waduk yang dangkal dan banyak dihuni pemukiman liar.
Intinya Pak Perdana Menteri ingin tahu bagaimana menangani persoalan pemukiman kumuh di Jakarta
Semula kedatangan Ibrahim dijadwalkan Rabu (22/4) kemarin. Namun, karena padatnya aktivitas sang Perdana Menteri, kunjungan baru terealisasi pada pukul 14.00 hingga sekitar pukul 15.00.
Awalnya, Ibrahim yang datang bersama rombongan, langsung menuju taman sisi barat Waduk Pluit. Setelah mendengar paparan Walikota Jakarta Utara, Rustam Effendi, tentang revitalisai Waduk Pluit, selama sekitar 30 menit, rombongan bergeser menuju Rusunawa Muara Baru, Penjaringan, yang berjarak sekitar 1 kilometer.
Kunjungan PM Mesir ke Waduk Pluit DitundaDi Rusunawa Muara Baru, Penjaringan, Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemprov DKI Jakarta, Ika Lestari Adji menjelaskan tentang penanganan pasca revitalisasi. Di tengah pemaparan yang dilakukan, Ibrahim sempat mempertanyakan sejumlah fasilitas dan penanganan pasca relokasi warga.
Walikota Jakarta Utara, Rustam Effendi mengatakan, kunjungan yang dilakukan PM Mesir terkait penataan pemukiman kumuh di DKI Jakarta, khususnya revitalisasi Waduk Pluit. Dikatakan Rustam, Ibrahim sangat tertarik mengetahui bagaimana cara Pemprov DKI Jakarta melakukan penataan dengan pola relokasi warga.
"Beliau bertanya bagaimana cara kita memindahkan orang yang memanusiakan manusia. Selain itu dia juga banyak bertanya tentang Waduk Pluit sebagai upaya penanganan banjir di Jakarta," ujarnya, Kamis (23/4).
Ditambahkan Rustam, pertanyaan yang diajukan menyangkut detail teknis bagaimana awal Waduk Pluit sebelum dan sesudah program revitalisasi dilaksanakan. Pertanyaan juga menyangkut bagaimana Pemprov DKI bisa melakukan persuasi dengan warga agar pindah dari rumah yang sudah ditempati cukup lama.
"Intinya Pak Perdana Menteri ingin tahu bagaimana menangani persoalan pemukiman kumuh di Jakarta. Mungkin akan dijadikan masukan buat penanganan pemukiman kumuh di Mesir," selorohnya.