Kembangkan Sistem Pengelolaan Sampah Terintegrasi, Pemprov DKI Jakarta Perkuat Sinergi
access_timeMinggu, 27 Oktober 2024 17:06
Bekasi -
Sebagai upaya memperkuat sinergi pengelolaan sampah berkelanjutan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berkomitmen dalam mengambangkan sistem pengelolaan sampah terintegrasi dari hulu hingga hilir. Hal itu ditegaskan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta Joko Agus Setyono saat mendampingi kunjungan kerja Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup RI Hanif Faisol Nurofiq ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.
Pada kesempatan itu, Sekda Joko turut didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Asep Kuswanto, Inspektur Provinsi DKI Syaefuloh Hidayat, dan Kepala Biro Kerja Sama Daerah (KSD) DKI Marulina Dewi.
"TPST Bantargebang adalah satu-satunya fasilitas pemrosesan akhir sampah milik Pemprov DKI Jakarta yang telah beroperasi sejak 1989. Pada 2023, volume sampah harian mencapai 7.360 ton dengan ketinggian landfill melebihi 50 meter, sehingga TPST ini hampir mencapai kapasitas maksimalnya," ujar Sekda Joko, Minggu (27/10).
Ia melanjutkan, berbagai program di tingkat hulu telah berjalan, seperti program berbasis RW, ekonomi sirkular melalui bank sampah, pusat daur ulang Jakarta Recycle Centre, pengelolaan sampah kawasan dan perusahaan, pengendalian sampah plastik, pengumpulan sampah terjadwal, serta pengolahan sampah organik melalui komposting dan budidaya Maggot Black Soldier Fly (BSF).
"Kemudian pada tahap tengah, Pemprov DKI Jakarta mengelola TPS dan TPS3R, sampah di badan air, Pembangunan RDF Plant dalam kota berkapasitas 2.500 ton/hari, serta pengelolaan sampah di Kepulauan Seribu," imbuh Joko.
Selanjutnya di tahap hilir, Pemprov DKI Jakarta mengoptimalkan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dan RDF Plant di TPST Bantargebang, termasuk program landfill mining, serta pemberian BPJS Ketenagakerjaan untuk pemulung di TPST sebagai dukungan sosial.
Pada 2023, PLTSa Merah Putih di TPST Bantargebang berhasil mengolah 16.037 ton sampah dan menghasilkan energi listrik sebesar 1.106 MWh. Selama 2024, RDF Plant TPST Bantargebang berhasil mengolah sampah dari landfill mining dan sampah baru dengan nilai kalor 2.800-4.100 kkal/kg. Hal ini diwujudkan melalui sinergi dengan PT Indocement Tbk dan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk sebagai pengguna utama RDF.
Pemprov DKI Jakarta juga akan terus memperluas kerja sama dengan sektor swasta, komunitas, dan akademisi untuk mengembangkan inovasi teknologi, serta program edukasi guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
"Dukungan dan kolaborasi dari Pemerintah Pusat, sektor swasta, komunitas, serta akademisi akan memperkuat pengelolaan sampah Jakarta yang lebih baik, terintegrasi, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Kami akan menargetkan pengurangan sampah sebesar 30 persen dan penanganan sebesar 70 persen pada 2025, sejalan dengan target nasional dalam Kebijakan Strategi Nasional (Jakstranas)," pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Sekda Joko turut didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Asep Kuswanto, Inspektur Provinsi DKI Syaefuloh Hidayat, dan Kepala Biro Kerja Sama Daerah (KSD) DKI Marulina Dewi.
"TPST Bantargebang adalah satu-satunya fasilitas pemrosesan akhir sampah milik Pemprov DKI Jakarta yang telah beroperasi sejak 1989. Pada 2023, volume sampah harian mencapai 7.360 ton dengan ketinggian landfill melebihi 50 meter, sehingga TPST ini hampir mencapai kapasitas maksimalnya," ujar Sekda Joko, Minggu (27/10).
Ia melanjutkan, berbagai program di tingkat hulu telah berjalan, seperti program berbasis RW, ekonomi sirkular melalui bank sampah, pusat daur ulang Jakarta Recycle Centre, pengelolaan sampah kawasan dan perusahaan, pengendalian sampah plastik, pengumpulan sampah terjadwal, serta pengolahan sampah organik melalui komposting dan budidaya Maggot Black Soldier Fly (BSF).
"Kemudian pada tahap tengah, Pemprov DKI Jakarta mengelola TPS dan TPS3R, sampah di badan air, Pembangunan RDF Plant dalam kota berkapasitas 2.500 ton/hari, serta pengelolaan sampah di Kepulauan Seribu," imbuh Joko.
Selanjutnya di tahap hilir, Pemprov DKI Jakarta mengoptimalkan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dan RDF Plant di TPST Bantargebang, termasuk program landfill mining, serta pemberian BPJS Ketenagakerjaan untuk pemulung di TPST sebagai dukungan sosial.
Pada 2023, PLTSa Merah Putih di TPST Bantargebang berhasil mengolah 16.037 ton sampah dan menghasilkan energi listrik sebesar 1.106 MWh. Selama 2024, RDF Plant TPST Bantargebang berhasil mengolah sampah dari landfill mining dan sampah baru dengan nilai kalor 2.800-4.100 kkal/kg. Hal ini diwujudkan melalui sinergi dengan PT Indocement Tbk dan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk sebagai pengguna utama RDF.
Pemprov DKI Jakarta juga akan terus memperluas kerja sama dengan sektor swasta, komunitas, dan akademisi untuk mengembangkan inovasi teknologi, serta program edukasi guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
"Dukungan dan kolaborasi dari Pemerintah Pusat, sektor swasta, komunitas, serta akademisi akan memperkuat pengelolaan sampah Jakarta yang lebih baik, terintegrasi, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Kami akan menargetkan pengurangan sampah sebesar 30 persen dan penanganan sebesar 70 persen pada 2025, sejalan dengan target nasional dalam Kebijakan Strategi Nasional (Jakstranas)," pungkasnya.
Topik : Lingkungan Hidup