Wagub Rano Dukung Pameran Kolaborasi Indonesia-Australia untuk Pelestarian Ekosistem Laut
access_timeKamis, 20 Maret 2025 19:19
Jakarta Utara -
Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno, didampingi Kuasa Usaha Australia untuk Indonesia, Gita Kamath, secara resmi membuka Pameran Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants di Museum Bahari pada Kamis (20/3) sore. Pameran yang digelar oleh Kedutaan Besar Australia ini berlangsung selama enam bulan hingga 31 Agustus 2025.
Wagub Rano mengatakan, pameran ini merupakan wujud kolaborasi antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Kedutaan Besar Australia dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga ekosistem laut.
“Melalui karya seni yang menyoroti sampah laut, khususnya ghost nets atau jaring laut yang hilang, terbengkalai, atau dibuang, kita diingatkan akan dampaknya yang merusak terumbu karang dan membahayakan biota laut,” ungkap Wagub Rano.
Karena itu, ia menyambut baik pemilihan Jakarta sebagai lokasi pameran. Menurutnya, sebagai kota pesisir, Jakarta menghadapi berbagai tantangan lingkungan, seperti polusi, perubahan iklim, dan degradasi ekosistem laut. Diperlukan perhatian serta kolaborasi dari semua pihak untuk memastikan keberlanjutan lingkungan dan kelestarian sumber daya alam sebagai warisan bersama.
Wagub Rano menjelaskan, pameran ini juga menjadi wadah penting untuk memperkuat komitmen bersama dalam menghadapi berbagai tantangan lingkungan global yang semakin kompleks. Melalui karya seni yang ditampilkan, masyarakat diingatkan akan pentingnya kesadaran kolektif dalam menjaga kelestarian alam serta melindungi ekosistem laut dan pesisir.
“Saya berharap pameran ini tidak hanya memberikan pengalaman edukatif yang menarik, tetapi juga menginspirasi kita untuk terus menjaga kelestarian lingkungan, melestarikan ekosistem laut dan pesisir, serta mengatasi perubahan iklim demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Wagub Rano mengapresiasi Dinas Kebudayaan DKI Jakarta dan Kedutaan Besar Australia atas terselenggaranya pameran ini, serta para perupa dari Erub Arts yang telah menghadirkan karya-karya luar biasa.
“Kiranya kolaborasi ini dapat terus terjalin demi kemajuan bersama. Selamat menikmati Pameran Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants. Semoga pameran ini berjalan sukses dan memberikan pengalaman berharga serta manfaat yang luas bagi kita semua,” pungkasnya.
Sementara itu, Kuasa Usaha Australia untuk Indonesia, Gita Kamath, mengatakan, pameran yang sangat unik ini menampilkan 18 karya seni tenun tangan berupa kawanan ikan, penyu laut, dan pari manta. Semua karya terbuat dari limbah pukat ikan (ghost nets) yang dirangkai oleh kelompok seniman Kepulauan Selat Torres, Australia, Erub Arts.
“Terinspirasi oleh lautan yang menghubungkan Australia dan Indonesia, pameran ini menciptakan sebuah platform untuk mengeksplorasi berbagai tantangan lingkungan bersama, termasuk pengurangan limbah plastik dan konservasi laut,” ungkap Gita.
Ia menerangkan, pameran seni ini membuka dialog tentang dampak lingkungan dari jaring dan limbah plastik, yang menjadi isu penting bagi Indonesia dan Australia. Dalam pameran ini, pengunjung museum juga dapat berpartisipasi dalam lokakarya membuat ikan pari mini dari jaring ikan.
Wagub Rano mengatakan, pameran ini merupakan wujud kolaborasi antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Kedutaan Besar Australia dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga ekosistem laut.
“Melalui karya seni yang menyoroti sampah laut, khususnya ghost nets atau jaring laut yang hilang, terbengkalai, atau dibuang, kita diingatkan akan dampaknya yang merusak terumbu karang dan membahayakan biota laut,” ungkap Wagub Rano.
Karena itu, ia menyambut baik pemilihan Jakarta sebagai lokasi pameran. Menurutnya, sebagai kota pesisir, Jakarta menghadapi berbagai tantangan lingkungan, seperti polusi, perubahan iklim, dan degradasi ekosistem laut. Diperlukan perhatian serta kolaborasi dari semua pihak untuk memastikan keberlanjutan lingkungan dan kelestarian sumber daya alam sebagai warisan bersama.
Wagub Rano menjelaskan, pameran ini juga menjadi wadah penting untuk memperkuat komitmen bersama dalam menghadapi berbagai tantangan lingkungan global yang semakin kompleks. Melalui karya seni yang ditampilkan, masyarakat diingatkan akan pentingnya kesadaran kolektif dalam menjaga kelestarian alam serta melindungi ekosistem laut dan pesisir.
“Saya berharap pameran ini tidak hanya memberikan pengalaman edukatif yang menarik, tetapi juga menginspirasi kita untuk terus menjaga kelestarian lingkungan, melestarikan ekosistem laut dan pesisir, serta mengatasi perubahan iklim demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Wagub Rano mengapresiasi Dinas Kebudayaan DKI Jakarta dan Kedutaan Besar Australia atas terselenggaranya pameran ini, serta para perupa dari Erub Arts yang telah menghadirkan karya-karya luar biasa.
“Kiranya kolaborasi ini dapat terus terjalin demi kemajuan bersama. Selamat menikmati Pameran Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants. Semoga pameran ini berjalan sukses dan memberikan pengalaman berharga serta manfaat yang luas bagi kita semua,” pungkasnya.
Sementara itu, Kuasa Usaha Australia untuk Indonesia, Gita Kamath, mengatakan, pameran yang sangat unik ini menampilkan 18 karya seni tenun tangan berupa kawanan ikan, penyu laut, dan pari manta. Semua karya terbuat dari limbah pukat ikan (ghost nets) yang dirangkai oleh kelompok seniman Kepulauan Selat Torres, Australia, Erub Arts.
“Terinspirasi oleh lautan yang menghubungkan Australia dan Indonesia, pameran ini menciptakan sebuah platform untuk mengeksplorasi berbagai tantangan lingkungan bersama, termasuk pengurangan limbah plastik dan konservasi laut,” ungkap Gita.
Ia menerangkan, pameran seni ini membuka dialog tentang dampak lingkungan dari jaring dan limbah plastik, yang menjadi isu penting bagi Indonesia dan Australia. Dalam pameran ini, pengunjung museum juga dapat berpartisipasi dalam lokakarya membuat ikan pari mini dari jaring ikan.
Topik : Lingkungan Hidup