Pemerhati Jakarta Ini Sebut Pentingnya Program Normalisasi Dilanjutkan
Pemerhati Jakarta, Nugraha Kustianto Yasin menilai program normalisasi sungai, waduk dan embung perlu dilanjutkan kembali untuk mengatasi persoalan banjir di Jakarta. Nugraha mengatakan, normalisasi sungai sangat diperlukan untuk mengatasi persoalan banjir yang dipicu kiriman dari wilayah hulu.
Normalisasi, terutama di Daerah Sungai Ciliwung perlu segera dituntaskan
"Normalisasi, terutama di Daerah Sungai Ciliwung perlu segera dituntaskan," ujar Wakil Walikota Jakarta Timur masa bakti 2008-2009 tersebut dalam keterangan tertulis, Kamis (20/10).
Ia menuturkan, melalui normalisasi yang dilakukan berkelanjutan maka jalan inspeksi diharapkan bisa terkoneksi sebagai jalan baru yang menghubungkan kawasan hulu dengan hilir Jakarta.
Saluran Air di Jalan Kramat Jaya Baru Dinormalisasi"Tinggal kita atur saja untuk pengguna kendaraan yang boleh melintas. Misalnya, sebagai insentif bagi pengguna kendaraan ramah lingkungan seperti, sepeda serta mobil dan motor listrik, hanya mereka yang bisa melintas," ucapnya.
Nugraha menjelaskan, apabila dalam program normalisasi tersebut harus dilakukan pembebasan tentu hal itu harus dilakukan. Sebab, DAS Ciliwung sudah banyak yang berubah fungsi menjadi permukiman warga.
"Saya kira ini tinggal bagaimana melakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga untuk bisa memahami kebutuhan yang lebih luas. Agar normalisasi bisa dikerjakan secara cepat bisa dilakukan konsinyasi," terangnya.
Menurutnya, sebagai salah satu alternatif, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga bisa melakukan pembebasan lahan di sekitar lokasi untuk membangun hunian bagi warga terdampak.
"Kita tentu tahu biasanya warga memiliki pekerjaan yang mungkin tidak jauh dari rumah tinggalnya. Kemudian, sekolah putra-putrinya," ungkapnya.
Nugraha yang pernah bertugas di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi DKI Jakarta ini menambahkan, upaya memperbanyak sumur resapan juga masih diperlukan untuk mengatasi terjadinya genangan yang disebabkan hujan lokal.
"Kalau dulu itu kan sumur resapan dibuat dengan banyak melibatkan warga. Dibuat di rumah-rumah atau pekarangan warga. Kalau saat ini sudah dianggarkan melalui APBD tentu semakin baik, tinggal bagaimana mengedukasi warga atau pemilik bangunan mau dibuatkan sumur resapan," bebernya.
Jakarta, lanjut Nugraha, juga menghadapi persoalan banjir yang dipicu dari wilayah hilir yakni pasang air laut atau rob. Untuk itu, pembangunan Giant Sea Wall atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) perlu segera dituntaskan.
"Kita menghadapi persoalan
land subsidance, pembangunan tanggul diperlukan sebagai upaya antisipatif. Tiga hal ini, normalisasi, sumur resapan dan NCICD sangat penting untuk mengatasi banjir, tidak bisa parsial," beber Komisaris Utama PT JIEP periode 2010-2016 ini.Nugraha berkeyakinan, Heru mampu mengoptimalkan upaya-upaya mengatasi persoalan macet, banjir dan tata ruang di Jakarta.
"Untuk mengatasi banjir, sudah jangan kita terjebak dalam diksi naturalisasi dan normalisasi. Lakukan apa yang mungkin bisa dilakukan di lapangan," tandas Nugraha yang mahir bermain keyboard ini.