DKI Gelar Lomba Pembuatan Aplikasi
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali menggelar Hackathon Jakarta (#Hackjak). Kegiatan ini merupakan kompetisi pembuatan aplikasi, dimana aplikasi terpilih akan dimanfaatkan dalam portal open data yang akan diluncurkan. Rencananya, #Hackjak sendiri akan dibuka pada 30 Juni mendatang oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Ini non APBD, dibantu oleh sponsor
Kepala Sub Bidang Statistik Data dan Informasi Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Sonti Pangaribuan mengatakan, kegiatan ini tidak menggunakan APBD DKI. Acara diadakan dengan dibantu oleh beberapa sponsor. "Ini non APBD, dibantu oleh sponsor," kata Sonti di Balaikota, Senin (29/6).
Dia mengatakan, tahun ini kompetisi #Hackjak dilakukan penyegaran konsep. Jika tahun lalu hanya menyelenggarakan kompetisi untuk membuat dan mengembangkan aplikasi, maka tahun ini dibuat tiga jenis kompetisi yakni Hackathon, Scrapathon, dan Visualthon.
DKI Provinsi Pertama Miliki Portal Open DataDia menjelaskan, Hackathon merupakan kompetisi penciptaan aplikasi umum dan game secara bersama dalam periode waktu tertentu mendayagunakan portal open data dan sumber resmi lainnya. Sementara Scrapthon adalah kompetisi scrapping data yang dimiliki oleh Pemprov DKI secara bersama dalam periode tertentu menjadi open format data yang layak digunakan secara terbuka dan berulang.
Sedangkan Visualthon adalah kompetisi infografis ramah baca bagi masyarakat tentang layanan Pemprov DKI yang berasal dari portal open data DKI dilakukan secara bersama-sama dalam periode tertentu. "Tahun lalu penyelenggaraan #Hackjak ini terbilang sukses, tahun ini kami harap bisa lebih sukses," ujar Sonti.
Tahun lalu jumlah pendaftar mencapai 200 peserta. Jumlah tersebut telah melebihi ekspektaksi awal. Sehingga jumlah peserta hanya dibatasi sebanyak 200 orang saja. Dari 200 peserta dihasilkan sebanyak 53 aplikasi.
Sementara untuk tahun ini pesertanya ditargetkan mencapai 430 orang. Dengan jumlah aplikasi yang dihasilkan mencapai 100 aplikasi, 180 data terbuka, dan 50 infografis dalam jangka waktu tujuh hari.
Sonti menambahkan, kompetisi ini melibatkan 30 juri yang merupakan perwakilan dari figur profesional, pelayanan publik, organisasi masyarakat sipil, serta akademisi dengan keahlian yang mumpuni di bidang masing-masing.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Smart City DKI Jakarta Setiaji mengatakan, kompetisi ini merupakan sarana untuk melibatkan warga Jakarta dalam membangun kota yang cerdas dan ramah teknologi. Selain itu, dengan adanya partisipasi masyarakat, maka akan terjadi akselerasi dalam perbaikan layanan publik. "Partisipasi masyarakat adalah fondasi penting dalam membangun Jakarta," kata Setiaji.
Setiaji berharap aplikasi yang dibuat terkait dengan transportasi dan fasilitas publik. Sehingga nantinya aplikasi bisa dimasukkan dalam Jakarta Smart City. "Kami harapkan di bidang transportasi dan fasilitas publik," ujarnya.