732 Nasabah Manfaatkan Pengelolaan Sampah di Akademi Kompos
Sejak didirikan pada 2012 silam, Bank Sampah Akademi Kompos (Akom) yang berada di permukiman warga Jalan Griya, Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan aktif mengumpulkan sampah hingga memiliki 732 nasabah.
Semoga Akademi Kompos ini menjadi percontohan pengelolaan sampah
Lurah Petukangan Selatan, Thia mengatakan, kegiatan bank sampah di Akom berlangsung empat kali dalam sebulan. Pencatatan atau pendataan nasabah di bank sampah ini juga telah menggunakan aplikasi yang diberi nama BPAKOM.
"Di Akom, mereka melakukan dua kali kroscek data melalui aplikasi. Jadi ada nasabah yang sudah tiga bulan menabung dan bisa diambil uangnya," ujarnya, Selasa (10/10).
Warga RW 09 Pekayon Manfaatkan Bantaran Kali untuk Urban FarmingThia menjelaskan, ada beberapa tahapan yang harus dilalui saat penyetoran bank sampah di Akom. Para nasabah terlebih dahulu memilah sampah di rumah sebelum membawanya sampah ke Akom.
Setelah itu sampah ditimbang, lalu dibukukan. Kemudian nasabah menerima uang dan baru sampah diproduksi ulang.
"Jumlah sampah terkumpul per pekan kurang lebih 500 kilogram. Harga per kilogram bisa Rp 1.500-2.500 mengikuti harga di pasaran," ucapnya.
Ia menuturkan, selain digunakan untuk membuat kompos, pengelola Akom juga berhasil memanfaatkan lahan seluas 650 meter persegi ini menjadi tempat budi daya ikan lele serta urban farming.
"Semoga Akademi Kompos ini menjadi percontohan pengelolaan sampah dan membantu perekonomian warga," tandasnya.