23 Sanggar di Kepulauan Seribu Sudah Tervalidasi di Dinas Kebudayaan DKI
Sebanyak 23 sanggar dari empat bidang seni di Kepulauan Seribu telah memenuhi persyaratan dan tervalidasi dalam pendataan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.
B akat dan kreativitas
Kepala Seksi Pembinaan dan Pemanfaatan Sudin Kebudayaan Kepulauan Seribu, Triyadi Purnomo merinci, sebanyak 19 sanggar berkegiatan di bidang seni musik, dua seni tari, satu seni beladiri, dan satu sanggar seni sinematografi.
Dukung Peningkatan Kesenian, Disbud DKI Hadirkan Aplikasi Pelaku Seni"Pemilik sanggar mendaftar sendiri melalui website dinaskebudayaan.jakarta.go.id. Kami hanya menyosialisasikan kepada masyarakat bahwa pendaftaran ini penting dan terus dibuka," ujarnya, Senin (8/1).
Triyadi menjelaskan, data ini sangat berguna untuk memberikan informasi kepada masyarkat tentang sanggar di DKI Jakarta yang akurat dan valid. Selain itu, data ini dapat menjadi sarana promosi sanggar dan pengembangan ekosistem berkesenian.
"Semoga sanggar di Kepulauan Seribu terus aktif dan bertambah tiap tahunnya. Kami melihat masyarakat di Kepulauan Seribu banyak yang memiliki bakat dan kreativitas," tambahnya.
Sementara itu, Pengurus Sanggar Seribu Ceria, Abizar Algifari (26) mengaku telah mendaftarkan sanggarnya sejak tahun 2022. Jenis seni yang didaftarkan yaitu seni sinematografi, merupakan seni perekaman cuplikan video atau film secara sinematik.
"Alhamdulillah sanggar saya yang berbeda, khususnya di Kepulauan Seribu. Kelebihan sanggar kami mengedepankan dan mengembangkan bahasa di Kepulauan Seribu," terangnya.
Ia menambahkan, selain seni sinematografi, sanggar dengan anggota kurang lebih 350 orang itu juga memiliki berbagai kegiatan seperti seni silat, tari hingga musik Islami.
"Sanggar ini dapat diikuti berbagai kalangan mulai anak-anak, remaja hingga dewasa. Dan, sanggar ini gratis atau tidak dipungut biaya untuk pendaftaran dan latihan," ungkapnya.
Ia menambahkan, Sanggar Seribu Ceria akan dikembangkan dengan kegiatan seni teater, pembuatan Ondel-ondel, musik Gambang Kromong hingga melatih kreativitas melalui daur ulang dari sampah.
"Melalui sanggar ini diharapkan anak-anak muda di era modern seperti ini dapat lebih kreatif dengan tidak meninggalkan nilai-nilai sejarah, agama, sosial dan budaya," tandasnya.