Pemkab Bahas Rencana Pembangunan di Pulau Panjang Besar
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Seribu bersama Kedutaan Besar (Kedubes) Seychelles untuk Indonesia dan PT Resor Nusantara Jaya mengadakan rapat koordinasi (rakor) pembahasan rencana pembangunan di Pulau Panjang Besar, Kelurahan Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu Utara.
Mengangkat kearifan lokal
Bupati Kepulauan Seribu, Junaedi mengatakan, pemanfaatan aset bertujuan untuk meningkatkan pariwisata dan kearifan lokal di Kepulauan Seribu.
"Kami telah membuat skema perjanjian sewa bersama dengan Seychelles dan PT Resor Nusantara Jaya dalam jangka waktu 15 sampai 20 tahun," ujarnya, usai Rakor Pemanfaatan Aset Kepulauan Seribu di Gedung Mitra Praja, Sunter, Jakarta Utara, Rabu (17/1).
Dubes Seychelles Kunjungi Kepulauan SeribuJunaedi menjelaskan, Pulau Panjang Besar ini memiliki luas 13 hektare. Pemanfaatan pulau tersebut diharapkan memberikan dampak positif, termasuk untuk Pendapatan Asli daerah (PAD).
Ia menambahkan, pembangunan Pulau Panjang Besar akan melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait seperti Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Suku Dinas Kebudayaan Kepulauan Seribu.
"Selain pengembangan sektor pariwisata, dalam kerja sama ini juga akan mengangkat kearifan lokal.
Saya harap semua OPD ikut mendukung, sehingga pembangunan ini bisa dilakukan dengan cepat," ungkapnya.Sementara itu, Kepala biro Kerjasama Internasional Kedubes Seychelles untuk Indonesia, Jasoa Sombang menuturkan, Pemerintah Seychelles siap bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui program jangka pendek dan jangka panjang.
Dalam skema rencana pengembangan awal ini tidak mencari nilai ekonomis dan keuntungan. Tapi, membuat proyek percontohan berupa unit resort, villa, restoran, pengelolaan air bersih dan air limbah, daur ulang limbah, serta sarana dan prasarana pendukung resort.
"Pertama-tama fasilitas ini dibangun untuk sarana pelatihan untuk masyarakat setempat seperti latihan kerja. Sehingga, mereka bisa menjiwai bagaimana bisa menjaga dan merawat pulau untuk menjadi destinasi unggulan. Program jangka pendek ditargetkan selesai enam sampai delapan bulan di tahun 2024," bebernya.
Selain itu, kata Jasoa, pengembangan ini juga termasuk perawatan eko bahari, terumbu karang, kelestarian zona pesisir pantai sampai 12 mil laut, serta penangkapan ikan yang terukur dan bertanggung jawab atau tidak menimbukan pencemaran.
"Kegiatan jangka pendek ini akan disubsidi oleh Seychelles melalui Badan Usaha Seychelles untuk membangun kehidupan masyarakat Kepulauan Seribu," terangnya.
Ia mengharapkan, melalui langkah jangka pendek ini, kawasan Kepulauan Seribu nantinya tidak hanya dikenal milik villa mewah melainkan pusat unggulan ekowisata maritim Indonesia, seperti Pemerintah Seychelles yang telah sukses untuk meningkatkan taraf hidup kesejahteraan serta ekonomi rakyatnya melalui ekonomi biru.
"Untuk program jangka panjang disepakati berdasarkan komitmen atas penerapan Kepulauan Seribu yang berkelanjutan. Artinya, bukan kapasitas dan jumlah unit villa yang dibangun, tetapi kualitas destinasi yang dipasarkan," tandasnya.