Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Momentum Jakarta Perbaiki Kualitas Udara
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap tanggal 5 Juni menjadi titik balik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam upaya memperbaiki kualitas udara.
Tahun ini, kampanye difokuskan pada gerakan berjalan kaki
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, pihaknya selalu melakukan berbagai terobosan setiap tahunnya. Selain dengan kinerja penanggulangan dan pengawasan, juga mengajak warga Jakarta mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan ramah lingkungan demi kualitas udara yang lebih bersih.
Dinas LH Imbau Penyelenggaraan Kurban Secara Ramah Lingkungan
"Saya harapkan upaya-upaya kampanye yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta tidak hanya sebatas hari ini, tetapi menjadi sebuah budaya baru. Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mulai dan menyadari bahwa lingkungan kita memang perlu kita jaga," ujar Asep, Kamis (13/6).
Ia menyampaikan, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengajak warga Jakarta untuk menggunakan transportasi publik pada peringatan pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023.
“Tahun ini, kampanye difokuskan pada gerakan berjalan kaki melalui kampanye Jakarta Berjaga yang merupakan singkatan dari Bergerak, Bekerja, Berolahraga dan Bahagia,” kata Asep.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati menjelaskan, kampanye ini merupakan sinergi Dinas Kesehatan dengan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul di kota global.
"Kami mengajak seluruh masyarakat untuk menjalani gaya hidup sehat melalui kampanye Jakarta Berjaga. Ini bukan hanya tentang berolahraga, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan antara aktivitas fisik dan kebahagiaan," ucap Ani.
Ia mengatakan, seluruh ASN di lingkungan Pemprov DKI Jakarta diharapkan menjadi pelopor atau ‘Agent of Change’ bagi seluruh warga Jakarta dalam gerakan jalan kaki 7.500 langkah per hari. Hal ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan gaya hidup sehat, tetapi juga untuk membantu membuat udara Jakarta menjadi lebih bersih.
"Upaya ini merupakan sinergi antara Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta untuk meningkatkan kualitas hidup warga dengan mempromosikan aktivitas fisik dan mengurangi polusi udara," urai Ani.
Program ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat dan berbagai pihak. Banyak warga Jakarta, terutama di kalangan ASN Pemprov DKI, yang terinspirasi oleh gerakan ini dan mulai mengadopsi kebiasaan berjalan kaki dalam aktivitas sehari-hari mereka.
Fadhil Muhammad Firdaus, perwakilan City Advisor for Breathe Jakarta dari C40 Cities, sebuah jaringan global kota-kota terkemuka di dunia yang bersatu dalam aksi menghadapi krisis iklim, mengungkapkan bahwa saat ini kondisi udara di hampir semua kota C40 berada pada tingkat ‘Tidak Sehat’.
Kota-kota besar tersebut yang termasuk dalam kategori "Tidak Sehat" berdasarkan tingkat polusi udara menurut data 2020 dari C40 Knowledge Hub adalah Beijing, New York, Milan, Seoul, London, Rio de Janeiro, Bogota dan Seattle.
Masing-masing kota ini menghadapi tantangan yang serupa dengan Jakarta dan telah mengimplementasikan berbagai strategi untuk mengurangi emisi dan meningkatkan kualitas udara.
Sedangkan menurut Laporan Inventarisasi Sumber Polusi Udara DKI Jakarta Tahun 2020 oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan Vital Strategies, transportasi menyumbang 67,03 persen dari polusi udara di Jakarta. Industri manufaktur menyumbang 26,81 persen, industri energi 5,69 persen, dan sektor komersial serta perumahan 0,47 persen.
"Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya radikal dan ambisius dengan pendekatan solusi holistik," ungkap Fadhil.
Saat ini, pihaknya sedang melakukan kerjas ama dengan Pemprov DKI dalam penetapan target, pengumpulan data, sinergi pemangku kebijakan, studi kelayakan, dan pengembangan roadmap. Partisipasi publik dan proyeksi manfaat dari berbagai sektor juga menjadi fokus utama dalam upaya ini.
Ia menekankan pentingnya aksi terpadu dan inklusif untuk mencapai kawasan nol emisi yang terintegrasi, dengan belajar dari contoh kota-kota yang sudah berhasil.
"Kota-kota tadi sudah menerapkan berbagai intervensi terhadap berbagai sumber polusi udara, seperti pedestrianisasi, pengembangan jalur sepeda, dan sustainable urban planning, kita dorong juga Jakarta ke arah sana," tandas Fadhil.