Peringati Hari Jadi, Upaya Dispusip Manfaatkan Teknologi Digital Diapresiasi
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Provinsi DKI Jakarta genap berusia 47 tahun pada 21 Juni 2024.
Perpustakaan dan arsip itu adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan terhadap perjuangan
Perjalanan 47 tahun bukanlah waktu yang singkat. Banyak sekali pencapaian yang telah diraih, serta tantangan yang berhasil dilalui.
Pelaksana Harian (Plh) Asisten Kesejahteraan Rakyat (Askesra) Sekda Provinsi DKI Jakarta, Suharini Eliawati mengatakan, perpustakaan dan arsip merupakan sumber ilmu pengetahuan yang sangat berharga.
Pengurus Perpustakaan RPTRA Dibekali Keahlian Mendongeng dan Read AloudMomentum peringatan hari ulang tahun ini menjadi simbol bahwa Dispusip harus mampu menjaga kelestarian informasi baik berupa arsip, naskah, bahan pustaka dan bahkan nilai-nilai sejarah yang ada di kota Jakarta agar dapat tersampaikan kepada generasi muda dan mampu menjadi motivasi bagi mereka untuk menjadi pemeran utama di Jakarta sebagai kota global.
“Usia 47 adalah titik bagaimana kita menyikapi organisasi, tiga tahun lagi setengah abad. Saya sampaikan ke kawan-kawan Dispusip DKI Jakarta agar kita merasa memiliki organisasi ini. Perpustakaan dan arsip itu adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan terhadap perjuangan, kinerja bahkan hasil-hasil pembangunan kita,” ujar Eli, sapaan akrabnya, saat menghadiri HUT ke-47 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta di Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat (21/6).
Ia menyampaikan, Dispusip Provinsi DKI Jakarta telah memainkan peran sangat signifikan dalam membangun budaya literasi dan pengelolaan arsip di wilayah Jakarta. Sepanjang perjalanannya, Dispusip telah banyak melakukan transformasi dalam peningkatan literasi masyarakat.
Eli mengapresiasi upaya Dispusip DKI Jakarta dalam memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Menurutnya, transformasi digital yang telah dilakukan bukan hanya memudahkan akses informasi, tetapi juga meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan arsip dan layanan perpustakaan.
“Mari kita memandang bahwa arsip itu bukan sesuatu harus yang dikesampingkan tapi ini menjadi bagian-bagian dari pengabdian kita. Sekarang ini ada e-book, e-arsip itu penting, bahwa itu bagian dokumen fisik yang harus kita pertahankan,” katanya.
Pada kesempatan itu Eli juga memberikan apresiasi kepada para mantan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta atas dedikasinya mendongkrak kegemaran membaca dan kesadaran kearsipan kepada masyarakat di tengah gempuran dekulturisasi, dan ledakan misinformasi hingga saat ini.
Ia menambahkan, peluang dan tantangan ke depan dalam upaya mendukung visi Jakarta sebagai kota global akan semakin kompleks. Hal ini tentunya memerlukan kerja sama dari seluruh pihak. Oleh karena itu, kegiatan peringatan HUT Dispusip ini juga merupakan momentum untuk menjalin simpul kolaborasi dengan para stakeholder literasi dan kearsipan.
“Mari kita terus bersinergi untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, kreatif, inklusif, berakhlak dan berdaya saing tinggi sehingga mampu tampil di kancah internasional dengan tetap menjaga identitas budayanya sebagai masyarakat Jakarta dan warga negara Indonesia. Saya juga mengajak seluruh perangkat daerah, asosiasi profesi, komunitas, pegiat literasi dan kearsipan untuk berkolaborasi dalam memanfaatkan fasilitas dan layanan yang disediakan oleh Dispusip dengan sebaik-baiknya,” tandasnya.