26 Siswi SMA di Kemayoran Dilantik jadi Kader Galakzi
Sebanyak 26 siswi SMA Muhammadiyah 2 Jakarta, Kamis (15/8), dilantik sebagai kader atau agen perubahan Gerakan Optimalisasi Pengelola Anemia pada Remaja Putri dengan Suplemen Zat Besi dan Makanan Bergizi (Galakzi) Puskesmas Kemayoran, Jakarta Pusat.
"Siswi terindikasi anemia akan dibagikan satu tablet penambah darah setiap pekan,"
Perwakilan Puskesmas Kemayoran, Liana Lidya menjelaskan, berdasarkan data skrining yang dilakukan pihaknya pada 2023 lalu ada sekitar 58,6 persen remaja putri di wilayahnya terindikasi mengalami anemia.
Karena itu, pihaknya merasa perlu mengembangkan inovasi dengan pembentukan agen perubahan (Agent of Change/AoC) Galakzi untuk dapat mengoptimalkan pengawasan anemia pada remaja putri, sehingga dapat menurunkan angka anemia.
Sosialisasi Pencegahan Anemia di Jaksel Diikuti 60 Peserta"Mereka akan memantau rekannya agar minum tablet tambah darah sesuai dengan jadwal," ujarnya.
Teknisnya, beber Liana, para kader Galakzi ini akan mendistribusikan tablet penambah darah kepada seluruh siswi di sekolahnya yang terindikasi mengidap anemia.
"Siswi terindikasi anemia akan dibagikan satu tablet penambah darah setiap pekan," ungkapnya.
Ia berharap, hasil dari intervensi gerakan ini dapat menurunkan angka anemia pada remaja putri di wilayah Kemayoran hingga mencapai sekitar 30 persen pada tahun ini.
"Tidak hanya mendistribusikan dan memantau konsumsi tablet, kami harap mereka juga aktif mengkampanyekan pengentasan anemia," tegasnya.
Langkah Puskesmas Kamyoran ini, diapresiasi Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Jakarta Pusat, Reza Pahlevi. Dia menilai, pelantikan para siswi menjadi agen perubahan atau kader ini semakin memasiffkan upaya penanganan anemia.
"Saya mengapresiasi inovasi dari Puskesmas Kemayoran dalam menuntaskan anemia pada remaja putri. Anemia ini menjadi salah satu upaya kita mengatasi stunting," tukasnya.
Dijelaskan Reza, secara medis anemia dapat menyebabkan gangguan konsentrasi belajar, lemah dan lesu pada penderita. Namun secara panjang, situasi demikian juga meningkatkan risiko anemia pada kehamilan saat remaja putri berada di usia produktif.
A
nemia saat kehamilan, menurut Reza, bisa berdampak besar terhadap tumbuh kembang anak dalam janin. Sehingga saat lahir nanti dikhawatirkan anak berpotensi mengalami stunting."Semoga gerakan ini berjalan dengan lancar dan sukses. Sehingga bisa memberi manfaat luas bagi warga Jakarta Pusat," tandasnya.