Pj Gubernur Teguh Bahas Antisipasi Cuaca Ekstrem Bersama Pemerintah Pusat
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, menghadiri Rapat Koordinasi Pimpinan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, Selasa (10/12).
"Kita antisipasi betul semua daerah, termasuk Jabodetabek,"
Rapat yang berlangsung di Kantor Kemenko PMK ini membahas prediksi curah hujan ekstrem pada Desember 2024 hingga Januari 2025 serta langkah antisipasi banjir di wilayah Jabodetabek.
Rapat dihadiri perwakilan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG); Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB); Basarnas serta perwakilan pemerintah daerah dari DKI Jakarta, Jawa Barat, dan kabupaten/kota di Jabodetabek.
Cuaca Ekstrem, BPBD Ajak Masyarakat Berkolaborasi Hadapi Ancaman BencanaMenko PMK, Pratikno menyampaikan, pentingnya kesiapsiagaan menghadapi curah hujan yang tinggi, terutama di wilayah Sumatra, Jawa, hingga Nusa Tenggara Timur.
“Kita antisipasi betul semua daerah, termasuk Jabodetabek. Langkah utama adalah meminimalisasi dampak banjir dengan modifikasi cuaca, optimalisasi infrastruktur, dan pembentukan posko bersama untuk koordinasi real-time,” ungkap Pratikno.
Ia mengatakan, modifikasi cuaca yang dilakukan bersama antara BMKG, BNPB, dan pemerintah daerah, menjadi langkah utama. Pratikno menjelaskan, modifikasi cuaca tidak menghilangkan hujan, tetapi mengurangi intensitasnya, sehingga beban pada infrastruktur air dapat diminimalisasi. Selain itu, Pratikno menegaskan pentingnya perawatan dan optimalisasi infrastruktur.
“Infrastruktur yang ada diperbaiki, dirawat, dan dioptimalkan. Petugas teknis di lapangan juga harus selalu siap siaga untuk merespons kondisi darurat,” katanya.
Ia menyampaikan, langkah lain yang akan segera dilaksanakan adalah pembentukan posko bersama di kantor BNPB. Dengan posko ini, koordinasi dilakukan secara real-time tanpa perlu rapat berkala.
“Masing-masing pemerintah daerah akan mengirimkan perwakilannya untuk memantau situasi secara langsung,” ucapnya.
Ia menjelaskan, jika banjir tetap terjadi, pemerintah telah menyiapkan langkah tanggap darurat, termasuk pemetaan titik-titik rawan banjir dan penyediaan posko bantuan.
“Basarnas, Pemprov DKI dan kementerian terkait telah memetakan lokasi rawan banjir dan memastikan kesiapan infrastruktur serta personel di lapangan,” jelas Pratikno.
Pj Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya mitigasi bersinergi dengan lembaga terkait untuk mengantisipasi banjir, termasuk memaksimalkan infrastruktur eksisting.
Teguh menjelaskan, saluran makro di DKI Jakarta mampu menampung curah hujan hingga 150 mm per hari, sementara saluran pendukung dapat menangani hingga 100 mm per hari. Namun, curah hujan di atas 250 mm per hari akan sulit ditangani secara optimal.
“Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan BMKG dan BNPB untuk modifikasi cuaca, yang sudah dimulai sejak 7 Desember 2024 dan akan berlangsung hingga awal 2025,” katanya.
Ia menambahkan, Pemprov DKI Jakarta juga telah mengidentifikasi titik-titik rawan banjir dan menyiapkan posko bantuan untuk meminimalisasi dampak banjir terhadap masyarakat.
“Dengan langkah-langkah yang terintegrasi antara pemerintah pusat dan daerah, diharapkan dampak musim hujan ekstrem dapat ditekan seminimal mungkin,” tandasnya.