Anak-anak Kelurahan Tambora Butuh RPTRA
Anak-anak Kelurahan Tambora, Jakarta Barat, butuh adanya Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di tengah pemukimannya. Sebab dengan populasi yang cukup padat, hingga kini kawasan yang rawan kebakaran tersebut belum memiliki RPTRA.
Orang yang memiliki tanah sulit diajak negosiasi. Mengingat Tambora menjadi lahan subur dalam urusan bisnis ketimbang memikirkan pelayanan publik
Lurah Tambora, Dwi Kurniasih mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan ke Kecamatan Tambora mengenai keinginan dari warga untuk bisa memiliki RPTRA di lingkungannya. Namun memang sangat sulit untuk mendapatkan lahan yang bisa dijadikan RPTRA.
"Orang yang memiliki tanah sulit diajak negosiasi. Mengingat Tambora menjadi lahan subur dalam urusan bisnis ketimbang memikirkan pelayanan publik," ujarnya, Kamis (3/9).
Lahan untuk RPTRA Harapan Mulia DibersihkanMenurut Dwi, padahal di wilayah yang dipimpinnya sangat dibutuhkan RPTRA. Terlebih, jumlah populasi anak cukup tinggi. "Jumlah anak dan penduduk di wilayah kami sangat banyak. Kasihan tidak mendapat tempat tumbuh kembang bermain yang layak," katanya.
Dari data statistik Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI, untuk bulan Juni-JUli 2015 jumlah anak di Kelurahan Tambora mencapai 2.970 anak. Angka ini dibagi dalam 3 kategori usia, yakni untuk usia 0-4 tahun jenis kelamin laki-laki 527 anak, sementara perempuan 510 anak; usia 5-9 tahun, untuk anak laki-laki 491 anak, dan perempuan 476 anak; serta usia 10-14 tahun, dengan jumlah laki-laki 488 anak, dan perempuan 478 anak.
"Kita akan berusaha dengan maksimal, agar paling tidak ada taman tempat bersosialisasi mereka," tandasnya.