Laju Inflasi Tinggi, Penduduk Miskin DKI Meningkat
Laju inflasi di ibu kota tahun 2013 meningkat tajam hingga menembus angka 8 persen. Hal tersebut dipengaruhi oleh kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada Juli tahun lalu. Sayangnya, laju inflasi tersebut juga berpengaruh pada jumlah penduduk miskin di ibu kota.
Hal ini disebabkan antara lain karena adanya kebijakan kenaikan harga BBM pada bulan Juli 2013 lalu
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, mengatakan, tingkat inflasi di DKI Jakarta selama tahun 2013 adalah sebesar 8 persen. Jumlah tersebut lebih tinggi dari inflasi tahun 2012 yang hanya 4,52 persen. Tapi angka ini masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 8,38 persen.
"Hal ini disebabkan antara lain karena adanya kebijakan kenaikan harga BBM pada bulan Juli 2013 lalu," kata Jokowi, saat menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013, dalam rapat paripurna DPRD DKI Jakarta, Senin (21/4).
Harga Obat Mahal, Pasien RSUD MengeluhSeiring dengan laju inflasi ini, garis kemiskinan di DKI Jakarta juga menunjukkan peningkatan. Dari senilai Rp 392.571 per kapita per bulan pada tahun 2012 menjadi Rp 434.322 per kapita per bulan pada tahun 2013.
Alhasil, jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan September 2013 meningkat menjadi sebesar 375,70 ribu orang. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 366,77 ribu orang pada September 2012.
Dikatakan Jokowi, hal ini karena jumlah penduduk miskin secara makro antara lain dipengaruhi oleh besarnya garis kemiskinan, yang didefinisikan sebagai sejumlah rupiah yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan minimal makanan dan non makanan, yang merupakan rata-rata pengeluaran perbulan perkapita.
Kendati demikian, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) selama 2013 menunjukkan peningkatan. Dari 78,00 pada tahun 2012 meningkat menjadi 78,33 pada tahun 2013, lebih tinggi dari rata-rata IPM nasional, yakni hanya sebesar 73,29.
"Kinerja pembangunan manusia di Provinsi DKI Jakarta menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. IPM merupakan indikator yang dapat menjelaskan kesempatan masyarakat untuk mengakses pelayanan, khususnya dalam bidang kesehatan, pendidikan dan peningkatan pendapatan," kata Jokowi.
Namun, secara total pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sebesar 6,11 persen sedikit lebih lambat dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 6,53 persen. Hal ini didasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2013 mencapai Rp 1.255,9 triliun, sedangkan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 1.103,7 triliun. Artinya terjadi peningkatan sebesar Rp 152,23 triliun atau sebesar 13,79 persen.
Sementara PDRB per kapita DKI Jakarta atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 mencapai Rp 126,12 juta atau meningkat 12,7 persen dibanding tahun 2012 yakni sebesar Rp 111,91 juta. Bila dilihat besaran PDRB DKI Jakarta tahun 2013 atas dasar harga konstan mencapai Rp 477,3 triliun naik Rp 27,5 triliun dibandingkan tahun 2012 yakni sebesar Rp 449,8 triliun.