Gencar Dirazia, Angkutan Umum Bobrok di Jakbar Menghilang
Razia umum tak laik jalan yang gencar digelar petugas Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi Jakarta Barat, membuat sopir dan pemilik angkutan umum bobrok memilih tidak mengoperasikan kendaraannya untuk sementara waktu.
Pastinya, kalau tertangkap dan tidak laik jalan, mobilnya gak bisa keluar lagi nanti
Gencarnya razia yang dilakukan petugas menyusul kecelakaan antara Metromini B10 dengan KRL Commuter Line di perlintasan Angke, Tambora, beberapa hari lalu. Tercatat ada 18 nyawa melayang dalam kecelakaan maut tersebut.
"Ya, kami tidak berani keluar daripada ditangkap petugas di jalanan. Pastinya, kalau tertangkap dan tidak laik jalan, mobilnya gak bisa keluar lagi nanti," kata Parulian, pemilik Mikrolet 13 rute Kalideres - Kota saat ditemui Beritajakarta.com, Kamis (10/12).
Pelaku Pencurian di Pool Rawa Buaya DibekukParulian mengatakan, pihaknya lebih memilih mengandangkan angkot miliknya sambil diperbaiki. "Nanti kalau sudah selesai diperbaiki lanjut diurus perpanjangan kir dan baru dioperasikan lagi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi Jakarta Barat, Tiodor Sianturi mengakui, pihaknya saat ini lebih mengintensifkan operasi angkutan tidak laik jalan.
"Sebenarnya operasi telah berjalan, sebelum terjadi peristiwa tabrakan Metromini dengan KRL di perlintasan Angke. Tapi, operasi lebih diintensifkan lagi di jalanan maupun terminal," ujar Tiodor.
Tiodor mengungkapkan, operasi yang digelar sejak Senin (7/12) hingga Rabu (9/12), berhasil menindak ratusan armada angkutan umum dan barang yang tidak lengkap surat - surat dan tidak laik jalan. Bahkan, operasi tetap digelar walaupun hari libur, Rabu (9/12).
"Ratusan angkutan umum dan barang yang tidak lengkap suratnya ditilang. Sedangkan 48 angkutan umum di antaranya Kopaja, Metromini, Kopami dan Mikrolet dikandangkan karena tidak laik jalan," papar Tiodor.
Tiodor memastikan operasi angkutan yang gencar digelar tidak akan mempengaruhi warga Ibukota yang membutuhkan angkutan umum.
"Alternatif angkutan umum lainnya banyak. Jadi, kita menindak angkutan yang tidak laik jalan. Kalau masih layak dan surat - suratnya lengkap, pastinya tidak akan terjaring operasi," tandas Tiodor.