Basuki Kecam Pendukung Capres Perusak Taman
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyesalkan tindakan pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Jusuf Kalla serta Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang merusak taman di Jalan Imam Bonjol dan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Menurutnya, tindakan pendukung kedua capres dan cawapres tersebut merupakan contoh kegiatan politik yang buruk.
Kami sudah memberi peringatan bahwa ini contoh buruk. Mau memperbaiki negeri, taman saja dirusak. Dua kubu sama
"
Kami sudah memberi peringatan bahwa ini contoh buruk. Mau memperbaiki negeri, taman saja dirusak. Dua kubu sama ," sesal Basuki di Balaikota, Rabu (21/5).Basuki mengatakan, pihaknya akan memperbaiki kedua taman yang rusak tersebut serta mengirimkan dokumentasi ke kedua tim kampanye capres dan cawapres. Ia menambahkan, perbaikan kedua taman yang rusak segera dilaksanakan dengan sistem swakelola.
Lahan Taman BMW Akan Dipagari Beton"Saya sudah minta Dinas Pertamanan untuk mendokumentasikan sebelum dan sesudah agar nantinya dipublikasikan dan langsung dikirim sebagai bukti bahwa mereka telah memberikan pendidikan politik yang buruk," ujarnya.
Diakui Basuki, Partai Gerindra telah menyampaikan keinginan untuk memperbaiki taman yang dirusak oleh pendukung Prabowo-Hatta. Namun, pihaknya menginginkan bukan sekadar diperbaiki, tapi juga membuat taman baru di lokasi lain sebagai bentuk hukuman dari aksi perusakan taman tersebut.
"Kita sudah kirim surat. Nanti hukuman buat mereka bikin taman di lokasi lain. Dua pasang ini. Dua-duanya melanggar lagi. Kalau nanti sudah jadi siapa yang mau melawan Presiden," jelasnya.
Sekadar diketahui ribuan simpatisan Prabowo-Hatta Rajasa melakukan perusakan taman yang merupakan pembatas jalan di Jalan Imam Bonjol, tepatnya di depan gedung KPU. Hal itu terjadi saat keduanya mendaftar ke KPU, Selasa kemarin.
Sehari sebelumnya, simpatisan Jokowi juga melakukan perusakan taman di Jalan Teuku Umar, tak jauh dari kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Hal itu terjadi saat Jokowi dan wakilnya, Jusuf Kalla, hendak melakukan pendaftaran di KPU.