Manajeman Diskotek Stadium Segera Diperiksa
Meskipun telah resmi ditutup, pihak kepolisian masih akan memeriksa seluruh manajemen dan karyawan dari Diskotek Stadium, Taman Sari, Jakarta Barat. Pemeriksaan dilakukan karena disinyalir banyak dari karyawan ditempat tersebut menjual narkoba.
Kita akan periksa mulai dari manajer sampai direkturnya, karena informasi yang kita dapat ada oknum-oknum karyawan yang juga memperjualbelikan narkoba
"Kita akan periksa mulai dari manajer sampai direkturnya, karena informasi yang kita dapat ada oknum-oknum karyawan yang juga memperjualbelikan narkoba," kata Irjen Pol Dwi Priyatno, Kapolda Metro Jaya, Rabu (21/5).
Pemanggilan sendiri, lanjut Dwi, akan dilakukan dalam waktu dekat ini. Namun Dwi belum mau memberikan keterangan siapa saja yang dipanggil. "Pokoknya dalam waktu dekat akan segera kita panggil," ucapnya.
Disparbud: Penutupan Stadium Harus Jadi PeringatanMenurut Dwi, usulan penutupan yang dilempar oleh Polda Metro Jaya memang tidak sembarangan dan hal itu sudah tidak bisa dikompromikan. "Karena ada beberapa kejadian, ada dugaan banyaknya narkoba yang karena melibatkan pihak manajemen. Dan masuk dalam pemantauan kita," tegasnya.
Sebelum penutupan, imbuh Dwi, sebenarnya pihak kepolisian sudah mengirimkan surat kepada diskotek tersebut. Dari beberapa kali peristiwa juga ditemukan dan terkait dengan diskotek tersebut. "Maka surat terakhir dikirimkan ke Pemda untuk segera menutup tempat hiburan malam itu," ujarnya.
Selain Diskotek Stadium, Polda Metro Jaya juga sedang melakukan pemantauan terhadap tempat hiburan malam lainnya. "Sudah ada yang kita proses, kemarin kita menemukan ada penari telanjang. Harusnya pihak pengelola hiburan malam bisa menjaga norma dan mematuhi aturan yang berlaku," tuturnya.
Sementara, Bripda Jicky Vay Gumerang (22) yang diduga tewas overdosis ketika berada di Diskotek Stadium, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Barat, Jumat (16/5). Berdasarkan hasil otopsi, diketahui korban positif menggunakan narkotika.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, menambahkan, dari hasil pemeriksaan oknum tersebut terbukti menggunakan amphetamin atau ekstasi. Mengenai dosis yang digunakan oleh Bripka Jicky sebelum akhirnya tewas overdosis, kata Rikwanto, overdosis bukan hanya disebabkan karena seseorang kelebihan dosis. Melainkan juga dipengaruhi oleh kondisi tubuh yang lemah.
"Saat itu, korban menganggap badan kuat dan sehat padahal kondisi sedang tidak fit. Diduga dia juga sudah menggunakan narkotika lebih dulu, kemudian masuk stadium nambah lagi," tuturnya.
Dengan adanya kejadian ini, tambah Rikwanto, anggota kepolisian yang sebelumnya bebas narkoba, akhirnya terjerat narkoba. "Akibat lingkungan atau pergaulan yang tak mampu disaring, korban dan ketiga temannya itu pun terbawa arus," tandasnya.