Pengeboran Stasiun Bawah Tanah MRT Dimulai 2015
PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta memperkirakan pengeboran bawah tanah untuk stasiun Mass Rapid Transit (MRT) akan dilakukan akhir 2015 mendatang.
Sesuai rencana, mesin bor akan datang pada akhir 2015 mendatang
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, M Nasyir mengatakan,
tunnel boring machine atau mesin bor akan tiba di Jakarta pada akhir 2015 mendatang. Sebelum mesin bor tersebut tiba, banyak pekerjaan yang harus dilakukan seperti pembuatan soil pond yaitu tempat penampungan sementara tanah galian sebelum diangkut. Serta guide wall atau dinding stasiun di sisi barat, agar tanah tidak amblas saat dibor."Pembuatan guide wall pada sisi barat ini adalah untuk shaft area, yang merupakan salah satu tahap awal untuk pembuatan launching shaft atau jalur masuk bagi alat bor yang akan digunakan untuk membangun jalur MRT bawah tanah. Sesuai rencana mesin bor akan datang pada akhir 2015 mendatang," kata Nasyir, Kamis (29/5).
Proyek MRT Pangkas Trotoar Jl SudirmanDikatakan Nasyir, pekerjaan ini sudah dilakukan sejak 27 Mei lalu. Sebelumnya, halte Transjakarta Bundaran HI juga telah ditutup sebagai dampak dari pembangunan ini. Karena untuk melakukan pekerjaan membutuhkan area yang cukup luas.
"Kita sudah mulai sejak dua hari yang lalu untuk pembuatan guide wall. Diperkirakan pekerjaan akan selesai dalam waktu satu bulan," ujarnya. Pembangunan ini akan berdampak juga pada arus lalu lintas. Akan ada perubahan jalur ke arah utara menjadi tiga lajur normal.
Sementara untuk lajur bus Transjakarta di sisi timur area konstruksi bisa dilintasi oleh kendaraan reguler juga atau mix traffic. Sedangkan jumlah jalur ke arah selatan tidak ada perubahan, yakni lima lajur normal dan satu lajur busway.
Dikatakan Nasyir, pengerjaan persiapan konstruksi skala besar ini akan dilakukan selama bulan Mei 2014. Diharapkan pada akhir Mei sudah rampung. Sehingga pada awal Juni, sudah bisa dilakukan pekerjaan konstruksi skala besar.
Selain pekerjaan pembuatan soil pond dan guide wall, pekerjaan skala besar yang dilakukan yakni test pit (tes kekuatan tanah), pengalihan lajur atau detour, relokasi halte bus Transjakarta, serta rekayasa lalu lintas di area yang sedang dilakukan pekerjaan. Termasuk juga persiapan penutupan satu lajur kendaraan.