Kasus DBD di DKI Belum Masuk KLB
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menegaskan ibu kota belum masuk dalam Keadaan Luar Biasa (KLB) penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Karena peningkatan jumlah DBD di Ibukota belum signifikan.
Belum KLB, karena jumlah di tahun lalu masih sama kok
"Belum KLB, karena jumlah di tahun lalu masih sama kok," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (5/2).
Basuki meminta agar Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) ditingkatkan. Dengan demikian perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti bisa dibatasi. "PSN harus ditingkatkan. Karena nyamuk akan berkembang ditempat yang airnya bersih," ujarnya.
RSUD Budi Asih Rawat 21 Pasien DBDBasuki mengatakan, pihaknya juga telah menaikan gaji Juru Pemantau Jentik (Jumantik) hingga Rp 500 ribu. Namun gajinya tersebut disesuaikan dengan rumah yang diperiksa. "Jadi setiap rumah kami hargai Rp 10 ribu," ucapnya.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat hasil penyelidikan epidemologi di 44 kecamatan di DKI menunjukkan adanya peningkatan pasien DBD dibeberapa kecamatan.
Di Jakarta Pusat saat ini terdapat 53 pasien DBD, dan yang paling banyak ada di Kecamatan Johar Baru sebanyak 13 pasien. Di Jakarta Utara sebanyak 92 pasien dengan paling banyak ada di Kecamatan Koja sebanyak 31 pasien.
Sementara di Wilayah Jakarta Barat terdapat 133 pasien dengan paling banyak ada di Kecamatan Cengkareng sebanyak 42 pasien. Wilayah Jakarta Selatan sebanyak 157 pasien dengan Kecamatan Kebayoran lama 24 pasien.
Untuk di Jakarta Timur sebanyak 176 pasien dengan paling banyak ada di Kecamatan Pulogadung sebanyak 30 pasien. Sementara untuk di Kepulauan Seribu belum ditemukan kasus DBD.