Puskesmas Pancoran Bentuk Jumantik Mandiri
Guna menekan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), pihak Puskesmas Kecamatan Pancoran membuat program yang dinamakan mapping DBD. Program ini, memetakan tujuh tatanan di setiap RT. Kemudian pemeriksaan kembali secara berlapis terkait keberadaan jentik nyamuk.
Jumantik tidak efektif, laporannya 90 sampai 100 persen bebas jentik, tapi kenyataannya pada saat petugas ke lapangan ditemukan antara 50-75 persen ada jentik
Adapun tujuh tatanan itu yakni, rumah tempat tinggal, rumah makan, kesehatan, perkantoran, sekolah, tempat umum, dan tempat olahraga.
Kepala Puskesmas Kecamatan Pancoran, Melvin Sijabat mengatakan, program ini dilakukan berdasarkan evaluasi terhadap jumantik yang tidak efektif. Bahkan, kasus DBD di wilayah Pancoran meningkat.
Ahok Ingin Jakarta Bebas DBD"Sudah bertahun-tahun ada jumantik, tetap kalau datang hujan DBD naik. Jumantik tidak efektif, laporannya 90 persen sampai 100 persen bebas jentik, tapi kenyataannya pada saat petugas ke lapangan ditemukan antara 50-75 persen ada jentik," ungkap Melvin, Jumat (5/2).
Ia menilai, selama ini jumantik tidak ada koordinator. Oleh sebab itu, pihak puskesmas menunjuk satu orang jumantik mandiri yang bertanggungjawab terhadap tatanan tersebut, mereka juga dibekali pelatihan khusus.
Apabila sudah di cek oleh jumantik mandiri, pemeriksaan dikembalikan ke jumantik dari Pemerintah Daerah (Pemda) DKI dan yang terakhir oleh pihak puskesmas kecamatan.