Jalan Amblas di Jagakarsa Belum Diperbaiki
Kendaraan roda empat kini tidak bisa lagi melewati Jl Gardu RT 10/02, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Pasalnya, sejak jalan tersebut amblas hingga kini belum juga diperbaiki. Akibatnya, hanya motor yang masih bisa melintasi jalan tersebut.
Ini parahnya sudah 10 hari tapi belum ada tindakan, kalau mulai amblas hampir sebulan. Makanya kita tutup jalannya untuk kendaraan roda empat, takut malah celaka. Lebih baik memutar
Jalan amblas tersebut berada dekat dengan SMAN 109 Jakarta. Jalan ini amblas akibat tanah yang berada di sisi tebing longsor. Sehingga aspal yang di atasnya tidak dapat menahan beban berat.
Lebar jalan yang amblas sekitar 1 meter dengan panjang mencapai 10 meter. Sementara ketinggian tebing cukup curam sekitar 15 meter. Tebing tersebut langsung menjorok ke tepi Kali Ciliwung, yang membuat amblasnya jalan ini menjadi sangat berbahaya.
Jalan Bojong Raya Mirip Kubangan Kerbau"
Ini parahnya sudah 10 hari tapi belum ada tindakan, kalau mulai amblas hampir sebulan. Makanya kita tutup jalannya untuk kendaraan roda empat, takut malah celaka. Lebih baik memutar ," ujar Fadillah (36), warga RT 10/02 Srengseng Sawah, Rabu (4/6).Titik retakan jalan pun merembet hingga hampir separuh badan jalan. Saat ini hanya kendaraan roda dua yang diizinkan warga melewati jalan tersebut. Itupun juga harus berhati-hati, agar tidak malah menambah kerusakan jalan. "Kalau mobil harus berputar ke Jalan Shibi. Saat jam sibuk macet parah di sana jadinya," ucap Fadillah.
Sementara Camat Jagakarsa, Asril mengaku, telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) DKI Jakarta untuk memulai perbaikan turap tersebut. Rencananya jalan tersebut akan diperbaiki dalam waktu dekat ini.
"Kami sudah sampaikan permintaan perbaikan pada rapat pimpinan beberapa waktu lalu, informasinya akan diperbaiki dalam waktu dekat ini," jelasnya.
Titik longsor, lanjut Asril, memang merupakan lokasi rawan erosi karena selain kontur tanah berbentuk tebingan, tidak adanya vegetasi berbatang keras menyebabkan tanah mudah erosi dan longsor. "Lokasi itu memang pernah sekali longsor waktu hujan hebat sekitar bulan Februari 2014 lalu. Waktu itu BBWSCC sudah memperbaiki dengan memasang bronjong yang diisi batu kali, tapi sekarang longsor lagi," katanya.
Karena itu, pihak kecamatan mengusulkan untuk dibangun turap pada titik longsor selebar satu meter dengan panjang sekitar sepuluh meter itu ke depannya. Sehingga diharapkan musibah longsor tidak akan terulang kembali. "Saya sudah usulkan untuk dibuat turap, tapi belum tahu realisasi kedepannya seperti apa. Karena baik pekerjaan teknis ataupun anggaran semuanya dikelola BBWSCC," tandasnya.