Bikin Macet, Angkot di Stasiun Tanah Abang Harus Ditertibkan
Perilaku sopir angkutan umum dan tukang ojek yang mangkal di depan Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, dinilai sangat mengganggu warga yang beraktifitas di kawasan itu. Pasalnya mereka memarkirkan kendaraanya hingga memakan separuh badan jalan yang berimbas arus lalu lintas tersendat.
Dari pantauan beritajakarta.com, Sabtu (7
/6), puluhan angkutan umum Mikrolet 08 trayek Tanah Abang-Kota terlihat berjejer di pintu masuk Stasiun Tanah Abang. Sementara puluhan sepeda motor milik pengojek tampak memarkirkan kendaraanya di pintu keluar. Keberadaan angkot dan ojek ini jelas membuat jalan makin sempit. Imbasnya kemacetan panjang sudah menjadi pemandangan umum bagi pengendara yang melintas di depan stasiun tersebut.Ijal (28), seorang pengendara motor, mengaku, sudah lelah dengan kemacetan yang terjadi di kawasan Tanah Abang, khususnya di Jl Jati Baru depan pintu masuk dan pintu keluar stasiun.
Saefullah: Penertiban Parkir Liar Cukup Dengan Perda Tibum"Saya udah capek kejebak macet di sini. Ini semua gara-gara banyak angkot dan tukang ojek yang ngetem," keluh Ijal.
Warga Kelurahan Cideng, Gambir Jakarta Pusat ini mempertanyakan kinerja aparat dari kepolisian maupun petugas Dinas Perhubungan (Dishub) yang terkesan masa bodoh dengan kondisi kemacetan ini. "Yang saya bingung, kenapa petugas pada diam saja. Harusnya mereka tindak supir angkot sama tukang ojek yang mangkal di sini," cetusnya.
Saat dikonfirmasi, Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Pusat, Syamsuddin mengaku, sudah mengetahui perilaku supir angkot dan pengojek yang kerap mangkal di depan Stasiun Tanah Abang hingga membuat kemacetan arus lalu lintas di sekitarnya.
"Kita sudah tahu kondisinya di lapangan. Makanya dalam waktu dekat kita akan operasi gabungan Sudin Perhubungan di lima wilayah," kata Syamsuddin.
Syamsuddin melanjutkan, dalam operasi gabungan tersebut, pihaknya akan dibantu personel dari Dinas Perhubungan (Dishub) DKI, Satpol PP Kota Jakarta Pusat, UPT Perparkiran dan UPT Terminal. "Kurang lebih nanti kita kerahkan 40 personel," tandasnya.
Menurut Syamsuddin, pihaknya kesulitan membebaskan kawasan Tanah Abang dari kemacetan yang disebabkan angkutan umum, pengojek dan parkir liar. Alasannya, jumlah personel di jajarannya selama ini sangat terbatas.