Kondisi Tanah Labil Sebabkan Ciganjur Rawan Longsor
Musibah longsor yang terjadi di dua lokasi di Kelurahan Ciganjur , Jagakarsa yakni di Jalan Manggis RT 01/01 dan Jalan Jangkrik RT 07/05 pada Selasa (19/4) kemarin disebabkan kondisi tanah yang labil.
Ditambah banyak warga yang membangun rumah atau bangunan di atas lereng terjal dan cukup tinggi. Sedangkan lereng bukit belum diturap
Tidak hanya itu, Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Selatan, Holi Susanto mengatakan, letak geografis lokasi longsor juga berbukit dengan lereng atau sisi tebing curam. Sehingga kelurahan itu menjadi salah satu wilayah yang rawan longsor di Jakarta Selatan.
"Ditambah banyak warga yang membangun rumah atau bangunan di atas lereng terjal dan cukup tinggi. Sedangkan lereng bukit belum diturap, Ciganjur kan masih tanahnya alami, seharusnya diturap biar kuat," kata Holi, Kamis (21/4).
4 Kelurahan di Pasarebo TergenangTerkait adanya banjir yang merendam permukiman warga di Jalan Melinjo, Jalan Kemenyan dan Jalan Jangkir di Ciganjur disebabkan pendangkalan Kali Setu. Pendangkalan terjadi karena erosi di daerah hulu atau pengikisan lereng di lokasi itu.
Derasnya aliran air membawa material erosi dan mengendapkannya di dasar Kali Setu.
Namun, Ia menjelaskan, genangan bukan semata-mata karena tidak dilakukan pengerukan sedimen, tetapi permukiman warga yang menjorok ke badan Kali Setu menyebabkan penyempitan.
"Nggak asal kerak-keruk saja, warga nggak sadar kalau bangunan mereka menyerobot badan kali. Di Ciganjur itu, banyak bangunan yang menjorok pondasinya mengambil badan kali. Buktinya bisa kita lihat, kali berkelok-kelok tajam, aliran air hantam sana hantam sini," ujarnya.
Oleh karenanya, trase Kali Setu perlu dikembalikan sehingga mudah untuk dilakukan pemeliharaan kali. Sebelumnya pihak lurah dan camat harus menertibkan bangunan yang melanggar terlebih dahulu.
"Bagaimana kita mau keruk kalau masuk alat berat nggak bisa karena banyak bangunan di bantaran dan badan kali," tandasnya.
Meski demikian, pihaknya akan menindaklanjuti permintaan warga terkait dilakukannya penurapan maupun pengerukan untuk meminimalisir timbulnya genangan dan longsor.