You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Bahasa Indonesia Harus Dibumikan
.
photo Reza Hapiz - Beritajakarta.id

Penggunaan Bahasa Indonesia Diminta Diperketat

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meminta Pemprov DKI Jakarta memperketat pengawasan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar pada produk pengembang di Ibukota.

Tolong masalah bahasa ini tidak dikesampingkan

Sebab, banyak produk pengembang di Jakarta yang menggunakan nama tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia sesuai amanat Undang-undang No 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan  Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan.

‎‎

Djarot Ajak Warga Jaga Kebersihan

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Keme‎ndikbud, Dadang Sunendar mengatakan, Pemprov DKI Jakarta dapat melakukan pengetatan pengawasan bahasa sesuai amanat Undang-undang. Secara teknis, pengawasan bisa dimulai sejak pengembang melakukan pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sebagai izin dasar dari produk-produk pengembang.

"‎Tolong masalah bahasa ini tidak dikesampingkan," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (25/4).

Dikatakan Dadang, penggunaan bahasa yang salah oleh para pengembang dapat mengganggu kinerja dan keberadaan ahli bahasa yang jumlahnya ribuan di seluruh Indonesia.‎

"Karena kalau kita melihat di DKI ini ada Plang berbahasa Inggris, artinya negara tidak hadir di sini. Negara dalam hal ini siapa? Ya termasuk pemda juga," tegasnya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mengapresiasi saran yang disampaikan Dadang Sunendar. Untuk itu, dirinya juga berencana membumikan bahasa Indonesia di Ibukota sesuai Undang-undang dan amanat Sumpah Pemuda.

"Kita terikat dengan Sumpah Pemuda, bahwa bahasa persatuan kita adalah bahasa Indonesia. Salah satu identitas dari salah satu bangsa yang merdeka adalah dia mempunyai bahasa persatuan," ujarnya.‎

Selain itu, Djarot juga menilai penggunaan bahasa Indonesia di kalangan pelajar Ibukota mulai luntur. Ini dapat dilihat dari kecilnya nilai rata-rata Bahasa Indonesia saat Ujian Nasional (UN) 2016 kemarin.

"Nilai rata-rata UN Bahasa Indonesia anak-anak kita di bawah nilai rata-rata Bahasa Inggris. Orangtua tidak menganggap penting. Dia lebih bangga kalau bahasa asing lebih tinggi dari bahasa Indonesia," lanjutnya.

Untuk memperbaiki hal tersebut, Djarot berharap orangtua mengubah cara pandangnya. Mereka diminta lebih mengedepankan bahasa Indonesia daripada bahasa asing saat mengajari anak-anak di rumah.‎

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Transjabodetabek Rute Vida Bekasi-Cawang Resmi Beroperasi

    access_time15-05-2025 remove_red_eye2026 personDessy Suciati
  2. Legislator Dukung Pembangunan Rusun Rorotan

    access_time10-05-2025 remove_red_eye1079 personFakhrizal Fakhri
  3. Suku Baduy Temui Pramono-Rano, Titip Pesan Jaga Alam

    access_time09-05-2025 remove_red_eye903 personDessy Suciati
  4. Dukung Transportasi Umum Gratis di Jakarta, Bank DKI Luncurkan JakMob

    access_time12-05-2025 remove_red_eye838 personAldi Geri Lumban Tobing
  5. Cegah Kebakaran, Pramono Targetkan Tiap RT Punya Dua APAR

    access_time09-05-2025 remove_red_eye776 personDessy Suciati

Hitung Mundur 22 Juni 2027

00
Hari
00
Jam
00
Menit
00
Detik