You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
ujar Nurhasan Masud, Kepala Seksi Pengawasan dan Penertiban Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jaka
"Caranya ya dengan membuat ikan dan daging ayam yang dijual mereka bisa lebih awet, meskipun tanpa alat pendingin. Salah satunya dengan menggunakan formalin," .
photo doc - Beritajakarta.id

Daging Ayam dan Ikan di Jaksel Bebas Formalin

Warga Jakarta Selatan tidak perlu khawatir mengonsumsi daging ayam yang dijual di pasar tradisional di wilayah tersebut. Sebab, Suku Dinas Pertenakan dan Perikanan setempat menjamin daging ayam yang beredar di sejumlah pasar di wilayah itu bebas dari bahan berbahaya seperti formalin.

Ada 6 pasar yang sudah kita razia, yakni Kebayoran Lama, Santa, Mayestik, Blok A, Pondok Labu, dan Cipete. Semua sampel daging ayam dan ikan yang kita periksa tidak ada yang mengandung formalin

Dari razia yang dilakukan di enam pasar tradisional di wilayah itu menjelang bulan Ramadhan, tidak ditemukan adanya daging ayam dan ikan yang mengandung formalin. "Ada 6 pasar yang sudah kita razia, yakni Kebayoran Lama, Santa, Mayestik, Blok A, Pondok Labu, dan Cipete. Semua sampel daging ayam dan ikan yang kita periksa tidak ada yang mengandung formalin," ujar Nurhasan Masud, Kepala Seksi Pengawasan dan Penertiban Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan, Rabu (25/6).

Menurut Nurhasan, pihaknya telah memberikan sosialisasi terhadap bahaya penggunaan formalin pada daging ayam dan ikan kepada pedagang. Sehingga saat ini, sebagian besar pedagang sudah sangat mengerti. "Sebagian pedagang sudah mengerti dan berjanji tidak akan menjual daging dan ikan berformalin," katanya.

6.319 Ekor Unggas Warga di Jaksel Diamankan

Namun begitu, kata Nurhasan, masyarakat diminta tetap waspada saat membeli daging ayam dan ikan di pasar. Warga, lanjut Nurhasan, juga harus mengetahui ciri-ciri  daging dan ikan yang tidak mengandung formalin. Dia menjelaskan, untuk ikan segar pilih yang bola matanya cembung dan cemerlang, lalu saat insang dibuka itu berwarna merah tua. "Untuk udang, pilih bentuk tubuh yang masih utuh, bau segar, warnanya bercahaya. Sementara cumi kemerah-merahan di sekitar mata, dan teksturnya kenyal," jelasnya.

Untuk daging ayam, lanjut Nurhasan, harus terlihat bersih dan lapisan luar kering. "Warna daging dan lemak kekuning-kuningan, serta lemak di bawah kulit itu rata semua tidak menggumpal. Dari bau segar, tidak amis, dan tidak asam. Tekstur kenyal, dan jika ditekan dengan jari akan kembali seperti semula," ungkapnya.

Dengan mengenali daging ayam dan ikan yang segar serta tidak berformali tersebut, Nurhasan berharap konsumen akan mendapatkan makanan sehat. Bukan hanya itu, secara otomatis pedagang nakal juga akan berkurang. "Kalau masyarakat tahu tidak segar dan berformalin, tentu tidak akan jadi beli. Otomatis mereka akan bangkrut," tandasnya.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Kolaborasi Transjakarta - Telkomsel Tingkatkan Pelayanan bagi Pelanggan

    access_time19-12-2024 remove_red_eye1463 personAldi Geri Lumban Tobing
  2. Transjakarta Uji Coba Layanan 'Open Top Tour of Jakarta'

    access_time21-12-2024 remove_red_eye1277 personAldi Geri Lumban Tobing
  3. Halte Simpang Pramuka dan Rawamangun Ditutup, Transjakarta Lakukan Penyesuaian Layanan

    access_time18-12-2024 remove_red_eye1069 personAldi Geri Lumban Tobing
  4. Kadishub Tegaskan Tidak Ada Penghapusan Layanan Transjakarta Setelah MRT Fase 2A Selesai

    access_time21-12-2024 remove_red_eye1008 personAldi Geri Lumban Tobing
  5. Semarak Christmas Carol di Jakarta Sambut Natal

    access_time18-12-2024 remove_red_eye982 personDessy Suciati