Korsleting Listrik Pemicu Utama Kebakaran di DKI
DKI Jakarta masih menjadi kota dengan kasus kebakaran yang tinggi. Karenanya, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Warga diminta ber
hati-hati dalam menggunakan listrik, karena mayoritas pemicu kebakaran akibat korsleting arus listrik.Cuma dikasih dua titik lampu, nyolok. Sedangkan orang sekarang ini pasti ada tv, ada dispenser, kulkas, charge handphone
Bahkan dari data Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar dan PB) DKI, korsleting listrik menyumbang lebih dari 60 persen kejadian kebakaran. Korsleting itu bisa disebabkan oleh hubungan pendek, atau akibat kerusakan pada peralatan elektronik seperti dispenser, AC, televisi, dan sebagainya.
"Tidak bisa dihindari, bangun rumah tanpa IMB (izin mendirikan bangunan), itu yang kebakaran rata-rata rumah petak, 2x3 meter. Rumah petak yang dikasih listrik, disewain. Bulanan berapa ratus ribu saja," kata Basuki di Balaikota, Senin (30/6).
Ribuan Korban Kebakaran Sahur di Tenda PengungsianBasuki menjelaskan, korsleting disebabkan sambungan listrik yang sedikit namun dipaksakan untuk mengaliri barang-barang elektronik yang tidak sesuai dengan kapasitas.
"Cuma dikasih dua titik lampu, nyolok. Sedangkan orang sekarang ini pasti ada tv, ada dispenser, kulkas, charge handphone. Bisa bayangin enggak, kalau itu sambungan kabel segitu kecil, dijejalin dengan banyak alat seperti itu. (kebakaran) Karena korslet listrik. Sambungan kabel segitu kecil enggak bisa dibebanin terlalu besar," jelas mantan Bupati Belitung Timur ini.
Untuk mengurangi potensi kebakaran tersebut, lanjut Basuki, Pemprov DKI telah meminta PLN agar tidak memberikan sambungan listrik ke rumah yang tidak memiliki IMB. "PLN sudah lebih baik sekarang. Tidak lagi memberikan listrik ke rumah-rumah tanpa IMB. Dulu PLN nggak mau tahu, asal kasih saja. Sekarang saya sudah minta ke dirutnya yang baru," tuturnya.
Menurut Basuki, kebakaran yang mengakibatkan ratusan rumah di Muara Baru pada Sabtu (28/6) memiliki kesamaan pola dengan kebakaran di wilayah Kamal, beberapa waktu lalu.
Untuk itu, Pemprov DKI juga berkomitmen untuk memindahkan warga ke rumah susun sewa (rusunawa) secara bertahap.
Sekadar diketahui kebakaran terjadi di Muara Baru, Sabtu (28/6) pagi. Ratusan rumah warga di RT 16/RW 17 hangus dilahap si jago merah.