Sentra Kerajinan Rusun Marunda Berdayakan 65 Ibu Rumah Tangga
Sentra Kerajinan Rumah Susun (Rusun) Marunda terus mengembangkan program pemberdayaan bagi ibu-ibu di Rusun Marunda. Hingga kini, sebanyak 65 ibu rumah tangga aktif terlibat kegiatan produksi batik dan pengolahan limbah daur ulang batik tritik/shibori.
Ini merupakan bagian dari program relokasi warga bantaran kali ke rusun
Wakil Ketua Bidang Daya Saing Produk, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DKI Jakarta, Irma Gamal Sinurat mengatakan, sejak dua tahun lalu pihaknya bersama Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi DKI Jakarta melakukan pendampingan terhadap ibu-ibu di Rusun Marunda. Hingga kini Sentra Kerajinan Rusun Marunda sudah mengembangkan produksi di bidang batik tulis dan batik pengolahan limbah daur ulang tritik/shibori.
"Ini merupakan bagian dari program relokasi warga bantaran kali ke rusun. Tidak hanya memberikan hunian yang berkualitas, perekonomian keluarga juga kita coba berdayakan," ujarnya, Senin (19/12).
DWP DKI Gencarkan Pemberdayaan MasyarakatDari kegitan produksi, para ibu rumah tangga bisa mendapat penghasilan tambahan hingga Rp 1 juta per bulan. Dalam aktivitas produksi yang digelar setiap hari kerja mulai sekitar pukul 09.00 hingga 15.00, para ibu juga bisa sambil mengurus rumah tangganya.
Dijelaskan Irma, pengembangan produksi pengolahan daur ulang limbah tritik yang dimulai sejak empat bulan lalu ini, sudah menjalin kerja sama dengan sekitar lima hotel bintang lima. Sehingga bahan baku maupun hasil produksi seperti taplak meja, perca
, celemek, kantong laundry, kantong sepatu dan kantong suvenir bisa dipasarkan ke hotel-hotel tersebut.Sedangkan produksi batik tulis juga sudah bekerja sama dengan sejumlah desainer ternama. Ke depan, akan dikembangkan teknik batik cetak dan memproduksi batik khas Jakarta dengan harga bersaing.
"Kita berharap pendampingan dari DWP dan Dekranasda dapat memotivasi ibu-ibu di rusun. Sehingga hasil produksinya bisa meningkatkan perekonomian warga rusun," tandasnya.