Djarot Apresiasi Kerja Sama Transjakarta dengan Perbankan Syariah Nasional
Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengapresiasi kesepakatan kerja sama PT Transjakarta dengan salah satu perbankan syariah nasional untuk pinjaman pembelian bus sedang.
Agar ada kepastian mereka harus gabung ke Transjakarta.
Djarot berharap, fasilitas pinjaman dengan pola pembiayaan murabahah yang diberikan perbankan syariah naional ini bisa dimanfaatkan pula oleh pengusaha angkutan umum di Jakarta untuk meremajakan unit kendaraan mereka.
Pembiayaan MRT Fase II Masih Tunggu Persetujuan DPRDMenurut Djarot, peremajaan kendaraan akan berpengaruh pada penghasilan mereka. Sebab, masyarakat pasti akan memilih kendaraan umum yang laik, nyaman dan nyaman.
"Agar ada kepastian mereka harus gabung ke Transjakarta. Karena mereka akan dibayar rupiah per kilometer dan tidak ada bis yang ngetem lagi," ujarnya, Selasa (18/7).
Hal senada disampaikan Dirut PT Tansjakarta, Budi Kalowono. Dia mengatakan, pihaknya akan membayar pemilik kendaraan umum yang bergabung dengan manajemen Transjakarta dengan sistem rupiah per kilometer.
"Kepemilikan tetap punya mereka. Hanya sistemnya mengikuti kita, agar rapi dan teratur," katanya.
Nantinya, sambung Budi, pihak bank menyiapkan pembiayaan maksimum hingga Rp 562 juta untuk setiap unit bus sedang. Dengan sistem pembiayaan murabahah pemilik akan melakukan sistem bagi hasil equivalen 11 persen selama 7 tahun.
Dalam perjanjian kerja sama ini, pihak bank
sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 168 miliar untuk pembelian 300 unit bus sedang. Pembiayaan dilakukan bertahap dan awalnya akan dimulai dengan 50 unit.