Istri Henk Ngantung Tutup Usia
Hetty Evelyn Memesah atau lebih akrab disapa Evy Ngantung (75), yang juga istri mantan Gubernur DKI Jakarta era 1964-1965, Henk Ngantung, meninggal dunia di RS UKI, Cawang, Jakarta Timur, pukul 19.30. Almarhumah meninggal di ruang ICU karena penyakit darah tinggi dan paru-paru. Rencananya jenazah almarhumah akan disemayamkan di rumah duka RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Meninggal tadi pukul 19.30 di ruang ICU. Ibu memang punya darah tinggi, sampai rusak paru-paru dan jantung. Ini karena efek darah tinggi yang terlalu lama
Kamang (45), anak Evy Ngantung menuturkan, ibunya menderita sakit darah tinggi dan paru-paru. Ibunya masuk ke RS UKI pada Senin (1/9) pagi. Namun, ia tak kuasa melawan penyakitnya hingga akhirnya sekitar pukul 19.30 dinyatakan meninggal dunia.
"
Meninggal tadi pukul 19.30 di ruang ICU. Ibu memang punya darah tinggi, sampai rusak paru-paru dan jantung. Ini karena efek darah tinggi yang terlalu lama ," ujar Kamang yang ditemui di RS UKI, Rabu (3/9) malam.Cegah MERS, DKI Kerahkan Petugas Kesehatan di BandaraRencananya, jenazah akan disemayamkan di RSPAD hingga Jumat (5/9) mendatang. Kemudian akan dimakamkan di TPU Menteng Pulo, Tebet, Jakarta Selatan. Rencananya dimakamkan satu liang dengan suaminya, Henk Ngantung.
Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta, Yonatan Pasodung mengatakan, seluruh biaya pengobatan dan pemakaman almarhum baik di RS UKI maupun di RSPAD Gatot Subroto akan ditanggung Pemprov DKI. Jenazah akan disemayamkan hingga Jumat.
"Saya diperintahkan oleh Pak Wagub untuk mengurus seluruh kebutuhan prosesinya. Mulai dari perawatan hingga pemakaman nanti," jelasnya.
Ia mengaku tiba di RS UKI pada pukul 16.00 untuk melihat kondisi langsung Evy Ngantung. Ternyata pada pukul 16.30 kondisi kesehatannya sudah drop. Ia bersama Kepala Dinas Kesehatan DKI, Dien Emmawati pun berusaha untuk memindahkan Evy ke RSCM. Pertimbangannya adalah peralatannya lebih lengkap dibanding di RS UKI.
Setelah dipastikan mendapat tempat di ruang ICU RSCM, proses evakuasi pun segera dilakukan. Namun sayang, saat akan dievakuasi kondisinya semakin drop, sehingga evakuasi dibatalkan.
"Tim medis pun melakukan pemeriksaan kesehatan langsung. Ternyata hasilnya menunjukkan sangat tidak mungkin untuk dipindah ke RSCM," jelasnya.
Sebelum meninggal dunia, almarhumah selama ini tinggal bersama anaknya, Kamang, di Gang Jambu RT 07/04 Cawang, Kramatjati, Jakarta Timur. Pantauan di RS UKI, hingga pukul 22.00 jasad almarhumah masih disemayamkan. Sejumlah keluarga juga terus berdatangan. Satu unit mobil ambulans bernopol B 1051 PHX pun diparkir persis di depan ruang UGD. Rencananya, mobil ambulans milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI ini akan membawa jenazah Evy Ngantung ke RSPAD Gatot Subroto.
Saat ini seluruh keluarga almarhumah, termasuk ketiga anaknya sudah berkumpul di RS UKI. Masing-masing Kamang, (40), Yeni (43) dan Maya (45). Yeni selama ini tinggal di Manado bersama keluarganya. Sedangkan Maya tinggal di Belanda.
Ketua RT 07/04 Cawang, Teguh mengaku, terkejut saat mendengar kabar meninggalnya Evy Ngantung. Sebelum meninggal, Evy kejang-kejang, gemetar dan muntah. Oleh tetangga, kata Teguh, Evy diolesi minyak kayu putih dan minyak telon kemudian dikerik. Setelah itu, Evy bisa tertidur pulas di rumahnya.
"Pagi harinya, Senin (1/9), kejang-kejangnya kambuh lagi. Sehingga oleh Kamang langsung dilarikan ke RS UKI," tandasnya.