You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Sudin Kebersihan Jaksel Ingin Bangun Depo Super Berbasis Tekhnologi
Sudin Kebersihan Jaksel Ingin Bangun Depo Super Berbasis Tekhnologi .
photo doc - Beritajakarta.id

Jaksel Usul Bangun Depo Sampah Berbasis Teknologi

Pengelolaan sampah di ibu kota saat ini masih menggunakan cara konvensional dan tidak bernilai jual. Untuk itu, Sudin Kebersihan Jakarta Selatan mengusulkan pembangunan depo pengelolaan sampah berbasis teknologi yang mengolah sampah menjadi produk usaha kecil menengah berskala industri dan telah berhasil diterapkan di Kota Surabaya dan Malang.  

Hasil pemilahan sampah di sana (Kota Surabaya dan Malang, red) sudah laku terjual karena mereka punya alat atau teknologi di depo super pengelolaan sampah

"Hasil pemilahan sampah di sana (Kota Surabaya dan Malang, red) sudah laku terjual karena mereka punya alat atau teknologi di depo super pengelolaan sampah," ujar Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Selatan, Zaenal Syafruddin, Sabtu (20/9).

Penerapan teknologi, kata Zainal, bekerja sama dengan Pemerintah Jepang dan tidak lagi dilakukan dengan cara konvensional. "Di sana ada mesin pemilah sampah organik dan non organik serta mesin pencacah sampah organik sampai menjadi halus. Sampah non organik langsung terjual, karena sudah ada pengepul yang jemput," ujarnya.

18 Truk Sampah di Jaksel Belum Bisa Digunakan

Dikatakan Zaenal, pola pengelolaan sampah di Kota Surabaya dan Kota Malang sangat berbeda dengan DKI Jakarta yang masih mengumpulkan sampah di depo kemudian membuangnya di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi. "Kalau di kita masih memakai pola yang konvensional. Sampah dikumpulkan di depo kemudian baru dibuang ke Bantar Gebang, tidak ada pemilahan," tuturnya.

Menurut Zainal, pembangunan depo super pengelolaan sampah berbasis teknologi di wilayah Jakarta Selatan tersebut telah diusulkan kepada Dinas Kebersihan DKI dan Walikota. Depo itu diharapkan bisa segera diprogramkan pada tahun depan sehingga konsentrasi pengelolaan sampah tidak lagi di Bantar Gebang.

"Kira-kira tahun depan, saya mau usulkan depo, saya sudah laporkan ke dinas dan walikota. Biar sampah tidak berat lagi, karena konsentrasi kita selama ini ke Bantar Gebang," ungkapnya.

Ditambahkan Zaenal, untuk membangun depo super pengelolaan sampah tersebut dibutuhkan lahan dengan luas antara 300-600 meter. Penerapan depo super berbasis teknologi ini bisa juga dilakukan di depo-depo yang sudah ada di Jakarta Selatan.

"Butuh lahan minimal 300 meter, paling besar 600 meter. Di Pesanggrahan dan Pasar Minggu ada depo kita cuma belum berteknologi seperti itu. Kita bisa coba terapkan di situ dulu buat ditularkan ke yang lain," tandasnya.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Pemprov DKI Kembali Raih Penghargaan dari Kemendag

    access_time18-11-2024 remove_red_eye3675 personFolmer
  2. Camat Duren Sawit Sosialisasikan Pilkada di KBT

    access_time16-11-2024 remove_red_eye1076 personNurito
  3. Derai Hujan Masih Membasahi Jakarta Hari Ini

    access_time17-11-2024 remove_red_eye930 personTiyo Surya Sakti
  4. Pj Gubernur Teguh Pastikan Jakarta Aman, Stabil dan Terkendali

    access_time20-11-2024 remove_red_eye918 personFolmer
  5. Hujan Ringan Basahi Jakarta di Akhir Pekan

    access_time16-11-2024 remove_red_eye905 personNurito