Ahok Akan Putar Film Lokal di Kantor Walikota
Upaya bangkitnya film Indonesia mendapat dukungan penuh dari Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama. Sebagai bentuk kepeduliannya terhadap nasib film lokal, Ahok begitu ia disapa, berencana akan mengadakan pemutaran film Indonesia berkualitas di setiap kantor walikota.
Nanti dicoba di kantor-kantor walikota. Film-film Indonesia itu harus diputar
"Nanti dicoba di kantor-kantor walikota. Film-film Indonesia itu harus diputar," kata Basuki usai acara nonton bareng film Tabula Rasa dengan jajaran pejabat Pemprov DKI di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (13/10).
Basuki mengakui konsep tersebut didapatnya dari hasil tukar pikiran dengan Walikota Bandung, Ridwan Kamil. "Kita atur apakah di kantor walikota atau bisa juga di acara pasar malam, dan di tengahnya bisa kita stop sebentar untuk menginformasikan program kita. Saya dapat ide ini dari sharing dengan Ridwan Kamil," jelasnya.
Basuki Beri Pengarahan Melalui NobarMenurut Basuki, perfilman nasional saat ini sedang masuk dalam masa sulit. Sehingga harus ada pihak-pihak yang dapat membantu bangkitnya film Indonesia di negeri sendiri. "Kita ingin film-film Indonesia itu pajaknya bisa dikurangi hingga 75 persen. Bahkan, kalau bisa hingga 100 persen, agar bisa lebih baik dan berkualitas," tuturnya.
Terkait film Tabula Rasa yang dibintangi Jimmy Kobogau yang berperan sebagai Hans dan Dewi Irawan yang menjadi Mak, pemilik rumah makan Padang, Basuki sangat mengapresiasinya. Terlebih, film tersebut dapat mengimplementasikan keragaman suku dengan menjujung kekeluargaan dan persatuan.
"Sangat Bhineka Tunggal Ika, kalau pakai nurani perbedaan itu tidak penting. Ini Jakarta banyak juga orang dari luar kota terus gagal di sini. Dengan hati orang susah bukan dicampakkan, tetapi ditolong," ungkapnya.
Saat masih kecil pun Basuki mengaku sering menonton film-film Indonesia di bioskop milik ayahnya. Mulai dari Film serius sampai komedi pun ditontonnya. "Film Rhoma Irama, Bing Slamet, dan Ateng Iskak dulu sering nonton. Karena ayah saya punya bioskop," kenangnya.
Sementara itu, produser film Tabula Rasa, Sheila Timothy berharap, film ini dapat menumbuhkan kembali rasa-rasa yang telah hilang di bangsa Indonesia. "Tabula rasa artinya memulai kembali tanpa prasangka. Harapan kami, Indonesia kembali ingat rasa-rasa yang hilang, seperti toleransi dan kebersamaan," ucap Sheila.